Surabaya - Antrean registrasi Bantuan Subsidi Upah (BSU) di BTN Jalan Pemuda, Surabaya dihentikan Satgas COVID-19. Satgas terdiri polisi, linmas, satpol PP itu menghalau warga yang mengambil registrasi dan berkerumun di depan kantor BTN hingga menimbulkan kemacetan.
"Kami mohon yang melakukan antre segera pulang ke rumah masing-masing. Dan tetap berjaga jarak serta memakai masker. Masker-nya jangan dipelorot," kata seorang petugas linmas sembari membawa megaphone.
"Silahkan kembali besok pagi. Hari ini kuotanya 100 saja, jadi mohon untuk pulang dan istirahat," tegasnya.
Informasi yang dihimpun, warga Surabaya sengaja antre registrasi BSU untuk mengambil uang Rp 1 juta. Mereka yang mendapat BSU harus di bawah UMR.
Antrean registrasi Bantuan Subsidi Upah (BSU) di Bank BTN Jalan Pemuda, Surabaya dihentikanAntrean registrasi BSU BTN Jalan Pemuda, Surabaya dihentikan/ Foto: Deny Prastyo Utomo
Komandan Kompi (Danki) BPB Linmas, Budiono mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak securiti bank kuotanya hanya 100 orang. Sedangkan yang barusan antre dibubarkan.
"Kuotanya hanya 100. Yang barusan antri kita bubarkan. Ini kita bubarkan karena apa, karena dari pihak bank sendiri tidak akan melayani. Karena uda melebihi dari jam kerja dari bank BTN," ungkap Budiono.
"Kami kesini karena petugas BTN menyuruh kami untuk menitipkan KTP ke pos satpam, lalu paginya suruh mengambil formulir. Tapi sejak kemarin dijanjikan terus, belum juga cair," kata Wiyanto (50), seorang calon penerima BSU kepada detikcom.
Dia mengaku mengumpulkan KTP dan BPJS Ketenagakerjaan sejak Selasa (12/10/2021) malam. Namun Rabu paginya juga belum dapat antrean. Akhirnya disarankan kembali Rabu malam.
"Saya barusan datang kok sudah antre dan jalannya macet. Ternyata petugas bilang besok pagi saja karena kewalahan. Ini kan namamya mbreset," tegasnya.
Pria yang datang bersama istri dan anaknya ini mengaku seharusnya pihak bank tidak sembarangan memberikan informasi bantuan terhadap masyarakat, khususnya bantuan dari pemerintah.
"Pemkot Surabaya saja selalu hati-hati kalau ada bantuan, karena masih pandemi COVID-19. Seharusnya bank yang dipasrahi pemerintah juga berfikir seperti itu. Jangan PHP kamilah. Berikan informasi yang tepat, la wong ini bantuan pemerintah lho," tegasnya.
Hal senada diungkapkan Lukman (42) warga Pakis Tirtosari. Dia mengaku antrean ini membuat kerumunan. Petugas dan sekuriti bank sepertinya kewalahan dengan banyaknya warga yang antre.
"Sejak tadi itu sudah berkerumun, tanpa jaga jarak. Sepertinya ada informasi yang kurang pas antara warga dan petugas," tambahnya.
Seorang sekuriti menyebut warga yang datang kebanyakan yang berburu bantuan Rp 1 juta tanpa mau antre.
"Ini kan ada pencarian BSU. Saya sudah ngasih tahu. Sebenarnya datang besok juga nggak apa-apa. Nggak harus sekarang nggak apa-apa. Jadi mereka itu yang nggak paham mas. Kalau dikasih tahu, misale jam sak mene ya jam sak mene wes teko (Misalnya jam segini, ya jam segini harus datang) tapi mereka datang lebih dari jam operasional. Padahal operasional bank mulai jam 8 pagi sampe jam 3 sore," kata sekuriti Bank BTN Udin kepada wartawan.
Dia menambahkan, dalam sehari kuota bantuan yang disalurkan hanya 100 orang saja. Penerima bantuan sudah ditentukan pihak kementerian. Seperti di Bank BTN, BNI, Mandiri dan BTN. (fat/fat/detiknews)