YOGYA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) terus memberikan update kondisi terkini Gunung Merapi. Kabar Merapi terkini menunjukkan aktivitasnya masih tinggi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menyebutkan sampai saat ini tingkat aktivitas Gunung Merapi masih tinggi dan belum menunjukkan penurunan.
Namun demikian, tidak pula ditemukan peningkatan yang signifikan dari parameter-parameter yang ada terkait aktivitas Merapi hingga kini.
"Tingkat aktivitas Merapi masih tinggi, belum ada penurunan. Tapi belum ada peningkatan yang signifikan juga. Jadi bisa dikatakan stabil tinggi," ujar Hanik dalam konferensi pers bersama BNPB serta BPBD DIY dan BPBD Jawa Tengah, Jumat (13/11/2020).
Dalam kurun waktu beberapa hari terakhir, lanjut Hanik, telah terjadi beberapa kali guguran lava dengan jarak luncur cukup jauh hingga 3 km dan yang terbaru 2 km.
"Ini indikator adanya desakan magma dari dalam," imbuhnya.
Hanik menerangkan, guguran ini adalah guguran yang wajar terjadi saat aktivitas Merapi meningkat. Guguran ini, jelas Hanik, adalah guguran lava lama yang ada di tebing-tebing kawah Gunung Merapi. Adapun kubah lava baru hingga saat ini belum muncul.
Ia mengungkapkan, potensi ancaman bahaya Gunung Merapi hingga kini masih sama, yakni jarak terjauh 5 km. Sementara, di sisi utara 3 km.
Selain itu, potensi erupsi masih sama, yaitu kemungkinan erupsi efusif seperti 2006, namun disertai eksplosivitas. Namun, menurut Hanik, dari data yang ada hingga kini prediksi erupsi yang akan terjadi tidak akan sebesar erupsi 2010.
Sebab, menjelang erupsi 2010 deformasi Gunung Merapi mengalami peningkatan secara eksponensial setiap hari. Berbeda dengan yang terjadi saat ini yang sejak Juni 2020 deformasi menunjukkan pemendekan 1 cm/minggu.
"Peningkatan deformasi 2010 eksponensial setiap hari. Jadi misal hari ini 1 cm, besok 2 cm, lalu besoknya 4 cm, 8 cm, dan seterusnya. Kalau sekarang sejak Juni itu bisa 1 cm/minggu. Jadi peningkatannya tidak signifikan. Pemendekan EDM sampai data saat ini kemungkinan seperti erupsi 2010 tidak terjadi," paparnya. (tribunnews)