Jakarta - Eks cawapres Sandiaga Uno meminta masyarakat ikut mengkritik rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan. Hal ini disampaikan Sandi saat bertemu dengan Forum Alumni Perguruan Tinggi Indonesia (API).
"Peran intelektual ini yang harus kita galakkan untuk jaga arah pembangunan, menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara. Misalnya pemindahan ibu kota, setuju nggak? Kenapa nggak setuju? Harus dikasih tahu kenapa nggak setuju, tulis," kata Sandi di Masjid Raya Al-Ittihaad, Jl Tebet Mas Indah I, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8/2019).
"Berapa biayanya? Menguntungkan siapa? Siapa yang dapat lapangan kerja? Siapa yang membiayai? Berapa cost-nya? Kontraktornya siapa? Uangnya dari mana? Kalau nggak pakai APBN, pakai apa? Kalau pakai utang, utangnya dari mana? Kalau bisa gerakkan ekonomi, ekonomi siapa, yang bawah atau yang atas? Yang dapat lapangan kerja siapa? Ini yang ingin kita beri masukan. Jangan kita melenceng dari konstitusi," sambungnya.
Sandi mengingat beberapa kesempatan melakukan pertemuan di Aula Masjid Al Ittihad pada masa Pilgub DKI 2017 dan Pilpres 2019. Dia mengajak Forum API memantik perubahan. Menurutnya, perguruan tinggi merupakan sumber referensi terbaik. Oleh karena itu, Sandi meminta Forum API memaparkan soal pertimbangan pemindahan ibu kota.
Sandi mengatakan menjadi oposisi tidak boleh asal bunyi. Menurutnya, ide pemindahan perlu mendapatkan persetujuan setiap warga negara.
"Tulis, kenapa API, Alumni Perguruan Tinggi Indonesia, menolak pindahnya ibu kota. Step-nya satu per satu. Apakah ini prioritas, urgen nggak? Ibu-ibu mau pindah? Berarti ini yang harus kita rumuskan tapi harus smart karena oposisi itu juga harus smart, nggak cuma asal bunyi. Kenapa kita nggak setuju, kasih (alasannya) dan apakah perlu referendum nasional, ditanya setiap warga negara mau apa nggak pindah ibu kotanya, perlu nggak? Ibu-ibu, Bapak-bapak akan vote nggak kalau ditanya perlu atau tidak pindah ibu kota?" bebernya.
Sandi lalu bercerita ada seorang pengusaha besar yang baru membangun kantor pusat di Jakarta. Pengusaha tersebut meminta Sandi menyampaikan agar pemindahan ibu kota batal karena baru saja membangun investasi.
"Saya ada satu pengusaha besar baru selesai membangun kantor pusatnya di Jakarta. Dia datang ke saya, dia bilang, 'Pak, kalau bisa tolong sampaikan jangan pindah ibu kotanya karena saya baru selesai investasi membangun.' Bayangin kalau saya juga harus akhirnya pindah, ini biaya-biaya yang perlu dihitung," ucap dia.
Sandi berharap pemindahan ibu kota dilakukan secara hati-hati. Dia memberi pesan kepada Forum API untuk tidak asal menolak rencana pemindahan ibu kota tanpa membuat analisis pertimbangannya.
"Tentunya semua harus diajak bicara, kita harus hati-hati. Saya sampaikan sekarang, kita nggak boleh langsung bilang menolak, tapi kita pelajari dulu kita hati-hati setelah itu kita berikan masukan sebagai oposisi yang bersahabat. Setuju?" kata Sandi.
"Saya titipkan API mungkin dalam satu minggu buat analisanya. Berikan masukan nanti kita bicara juga sama Pak Bambang Brodjonegoro, kawan saya yang ada di Kementerian Bappenas sekarang. Jadi itu yang menjadi pemikiran saya," imbuhnya. (jbr/fdn/detik)