Kediri - majalahbuser.com, Warga Kabupaten Kediri patut berbangga hati, karena tadi pagi sekitar pukul 8.15 WIB telah diresmikan Rumah Sakit Umum SLG yang ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno (7/8). Rumah Sakit ini terletak di Desa Tugurejo Kecamatan Ngasem, letaknya sangat strategis hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari Monumen Simpang Lima Gumu (SLG)l.
Pendirian RSUD Simpang Lima Gumul Kediri sebagai salah satu unsur pendukung atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang pelayanan kesehatan diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan berkualitas. Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan menjadi dasar utama pendirian RSUD Simpang Lima Gumul Kediri.
Hadir dalam peresmian tersebut jajaran Forkopimda Kabupaten Kediri,Kepala OPD se-Kabupaten Kediri, Kepala RSUD Pare, Kepala BPJS, Bank Jatim Kediri, Kepala Desa se-Kabupaten Kediri, tokoh agama dan tokoh masyarakat se-Kabupaten Kediri.
Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno dalam sambutannya mengatakan pembangunan RSUD SLG ini memiliki sejarah yang panjang, mulai dari pembebasan tanah sekitar tahun 2011 terdiri dari 39 bidang. Pertemuan dan sosialisasi kepada masyarakat pemilik tanah terus dilakukan agar tercipta kesepakatan harga dan sekarang berdirilah rumah sakit ini.
“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas kerjasamanya hingga rumah sakit ini bisa terbangun dan segera beroperasi untuk pelayanan kepada masyarakat. Saat ini Kabupaten Kediri telah memiliki 2 RSUD yaitu RSUD Pare dan RSUD SLG yang kita resmikan hari ini,” tuturnya.
“Tujuan kami adalah untuk lebih memberikan pelayanan kepada masyarakat utamanya warga Kabupaten Kediri di wilayah barat Sungai Brantas agar menjadi lebih dekat lagi dan tidak harus jauh-jauh ke Pare. Dari barat sungai bisa melewati jembatan Wijaya Kusuma yang juga baru saja diresmikan,” tambahnya.
Desa Tugurejo dipilih menjadi lokasi RSUD SLG diharapkan dapat mengcover wilayah Ngadiluwih, barat sungai dan sekitarnya. Sehingga masyarakat semakin mudah untuk mengakses dan mendapatkan pelayanan kesehatan. Sedangkan RSUD Pare untuk wilayah Kepung, Kandangan, Pare dan sekitarnya.
“Untuk sarana dan prasarana akan lebih kami tingkatkan lagi. Harapan kedepan RSUD SLG bisa melayani radioterapi yaitu pengobatan dengan sinar, sehingga untuk pasien penderita kanker tidak perlu jauh-jauh lagi ke luar kota. Namun syaratnya harus bertipe B, sedangkan rumah sakit ini masih bertipe C, jadi kita harus menunggu ke tingkat B terlebih dahulu,” terang Bupati.
Bupati Kediri menekankan, agar pelayanan harus ramah dan bekerja dengan hati. “Jangan pelit untuk menerangkan tentang penyakit yang diderita oleh pasien serta menerangkan pula prosedur yang harus dilakukan pasien. Sebaik dan secanggih apapun alat ini harus dimbangi dengan SDM yang berkualitas pula,” katanya.
Usai peresmian, Direktur RSUD SLG dr Eko Hariadi menyampaikan, seiring dengan perkembangan IPTEK RSUD Simpang Lima Gumul Kediri berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi excellent service yang mengutamakan mutu dan keselamatan pasien, sehingga dengan menambah fasilitas pelayanan yang dibutuhkan masyarakat di sekitar Kediri raya.
“Saat ini untuk peralatan telah siap sekitar 60 persen, namun dalam waktu dekat harus bisa mencapai 80 persen lebih,” ujar dr. Eko Heriadi.
Saat ini pembangunan gedung RSUD sudah rampung 100 persen, tapi ini masih tahap peresmian, sementara untuk operasional akan mulai berjalan pada awal tahun 2019 nanti. RSUD kedua di Kabupaten Kediri ini terbilang sangat megah dan terdiri dari beberapa gedung. Gedung utama memiliki tiga lantai lengkap dengan fasilitas lift yang cukup luas. Sementara bangunan penunjang lain ada di bagian belakang dengan dua lantai.
"Kedepan akan ada sekitar 300 tempat tidur untuk rawat inap, namun untuk tahap awal operasional kami sediakan 70 tempat tidur dulu,” sambungnya. (Kominfo/Adv)