Kediri -- majalahbuser.com, Ratusan warga Dusun Pojok, Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri kembali melakukan aksi unjuk rasa ke Kantor DPRD Kabupaten Kediri. Hari Rabu 19/12.
Menurut juru bicaranya, kedatangan mereka menagih janji Dewan atas demo yang dilakukan oleh warga sebelumnya. Tuntutan warga kepada Legislatif adalah permasalahan ganti rugi lahan dan penggusuran Makam Umum yang ada di Desa Mereka.
" Hari ini kami mendengarkan keputusan dari anggota Dewan atas beberapa tuntutan yang kami ajukan, " terang salah seorang warga dilokasi demo.
Setelah mediasi, akhirnya, 10 Orang perwakilan para pendemo diperbolehkan masuk ke gedung dewan dan selebihnya mereka menunggu diluar gedung.
Sedang pimpinan demo berjanji bersama pengikutnya tidak akan melakukan tindakan anarkis selama perwakilan dari mereka berunding dengan Komisi A DPRD Kabupaten Kediri.
Sebelumnya, Selasa (26/9) siang, 84 warga Dusun Pojok Desa Bulusari Kecamatan Tarokan mengadu ke DPRD Kabupaten Kediri.
Rombongan ini menggunakan tiga bus dan diterima oleh Edi Suprapto Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Kediri. Edi didampingi Dodi Purwanto, Heri Gunawan, Danang Saputro, Kuswanto anggota Komisi A.
Melalui lima perwakilannya dan didampingi pengacaranya Ander Swiwi, mereka satu persatu menyampaikan keluhan ke Komisi A terkait dengan adanya isu penggusuran makam leluhur mereka yang akan dipakai untuk kepentingan pembangunan Bandara Kediri.
Rombongan masyarakat ini menamakan dirinya Forum Rembug Warga Pojok Bulusari berdialog selama dua jam.
Ali Mustofa bertindak selaku juru bicara warga menjelaskan pihaknya bersama warga sejauh ini merasa gelisah terkait dengan akan dibangunya bandara di wilayah Kediri Barat. Belum ada kepastianya kapan dibangun dan makam leluhur akan digusur akan semakin membuat warga gelisah.
“Karena ketidak pastian ini dan akan adanya bandara yang akan dibangun di sekitar tempat kami bermukim bertahun-tahun inilah yang membuat kami was-was.Terlebih makam akan digusur dan menurut kami ini kuran pas karena ini adalah makam leluhur kami. Terlebih belum ada pengganti untuk makam ini,” katanya. (unt/bsr1)