Batam -- majalahbuser.com, Bundaran Tuah Madani adalah salah satu tugu yang telah menjadi Ikonya Kota Batam. Tugu yang berdiri tegak dan terkesan sengaja dibangun minimalis dan hanya dipoles dengan adanya penambahan relief peta 12 kecamatan di kota Batam itu hanya terbuat dari lempeng kuningan tipis yang ditempel di tiang besi penyangga yang kecil berbentuk melingkar.
Di bawahnya dikelilingi oleh taman dan adanya kolam air mancur berbentuk prisma segi lima.
Letak Bundaran Tuah Madani kurang lebih hanya 200 meter dari kantor Walikota Batam dan Kantor BP Batam. Setiap harinya Bundaran Tuah madani dilewati masyarakat pengguna jalan yang akan menuju pelabuhan Very Internasional Batam Center, Masjid Raya dan Lapangan Engku Putri ,serta berada dijantung Kota. Menghubungkan jalan Batam Center, Sekupang dan Nagoya.
Tetapi banyak masyarakat Batam terperangah dan terkejut ketika mendengar, bahwa pembangunan Bundaran Tuah Madani menyedot Anggaran APBD Kota Batam sebesar Rp.2 milyar.
Salah warga bengkong SR, ketika dimintai keterangan oleh wartawan majalahbuser.com mengatakan, cukup bangga dengan dibangunya Bundaran Tuah Madani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam pada tahun 2015 lalu. Menurut SR, pembangunan Bundaran Tuah Madani bisa menjadi salah satu Ikon kota Batam, tetapi jika dilihat dari fisik bangunanya anggaran 2 miliar itu terlalu besar dan Boros.
"Bapak bayangkan saja uang 2 miliar kalau untuk membangun rumah sudah sebesar apa," katanya.
Dari pantauan majalahbuser.com di lapanngan terlihat jelas dinding taman Bundaran Tuah Madani yang terbuat dari semen dan batu bata mulai retak, batu batanya dan tanahnya banyak yang berjatuhan ke jalan raya. jika hari hujan bisa licin dan membahayakan pengguna jalan dan menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Selain itu, air mancurnya terlihat sudah tidak menyembur lagi, airnya kotor berwarna hijau sepertinya sudah lama tidak diganti dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Begitu juga dengan lampu penerangan tamanya sudah mati, jika malam hari tugu bundaran itu terlihat gelap dan angker, cat diding tamannya sudah terkelupas, lantainya batu mar - marnya terlihat banyak yang mulai retak .
Kondisi bangunan Bundaran Tuah Madani yang baru dibangun kira-kira setahun lalu dan menelan dana Rp.2 milyar ini juga mengundang perhatian Ketua DPC Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Kota Batam Yustinus.
"Masa baru satu tahun selesai dikerjakan sudah banyak mengalami kerusakan. Saya duga ada markup anggaran di pembangunan proyek Tugu Bundaran Tuah Madani ini yang dilakukan KPA dan PPKnya. kalau Hitungan Saya Proyek Seperti ini tak sampai 2 miliarlah paling hanya menghabiskan 500 juta saja," katanya, Kamis (12/4/17) di Bundaran Tuah Madani.
"Saya duga banyak oknum pejabat Pemko Batam dan Oknum DPRD bermain di pengerjaan proyek ini. Saya Minta Kejati Kepri memeriksa Pejabat terkait dengan adanya dugaan penyalah gunaan anggaran serta menyeretnya kemeja hijau," imbuhnya.
Sementara pada Plang Proyek itu terpampang jelas Bundaran Tuah Madani adalah proyeknya Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam Pada Tahun 2015 dengan menelan anggaran Rp 2 milyar dengan Nomor Kontrak 04.2 /KONTRAK/PPK/DKP/Vl/2015 VB.
Waktu pengerjaan 08 Juni 2015 S/D 04 Desember 2015. Pemenang tendernya adalah PT. CAREESIH ABADI dan PT.ASTAKONA CITRA GRAFINDO selaku Konsultan Pengawas. Sedangkan Selaku KPA dalam proyek tersebut adalah Irwan Saputra Kabid Pertamanan Disperkimtan Kota Batam yang sekarang dijabat oleh Herman Rozie mantan camat Lubuk Baja.
Ketika majalahbuser.com mengkonfirmasi terkait Proyek Bundaran Tuah Madani kepada Irwan Saputra, yang bersangkutan tidak ada di kantornya.
"Bapak sedang keluar lapangan," kata seorang stafnya. Dan ketika dihubungi melalui telepon selulernya, tidak ada jawaban. (Muhammad Imron)