Kediri -- majalahbuser.com, Bertempat di Aula Yayasan Ponpes Modern Darussalam Kelurahan Bawang Kecamatan Pesantren, sejumlah mantan pejabat, baik di pemerintahan maupun wakil rakyat terlihat duduk bersama dalam acara Reuni Mantan Anggota DPRD dan Pejabat Pemkot Kediri, Minggu (8/1) dimulai pukul 11.00wib.
Dalam kata sambutannya, Bambang Haryanto, mantan Ketua DRPD Kota Kediri periode 2004 – 2009 ini menginggatkan kepada Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar akan arti Kediri Dalam Angka.
“Bahwa pembangunan harus diselesaikan dan pendidikan merupakan warisan leluhur harus ditingkatkan,” jelas Bahar, sebutan akrabnya, merupakan salah satu penggagas acara ini.
Tercatat 52 undangan terdiri dari mantan wakil rakyat dan pejabat pemkot yang hadir dalam acara temu kangen ini. Mantan Walikota Kediri, HA. Maschut dan dr. H. Syamsul Ashar diharapkan hadir, kemudian terdapat kabar bila berhalangan.
“Sesuai daftar tamu, kami mengundang semua mantan pejabat baik di pemerintahan dan mantan dewan. Namun karena kesibukan dan acara mendadak, beliau berhalangan dan diharapkan hadir dalam pertemuan yang rencana digelar rutin tiap bulan ini,” jelas Husni Syam, mantan anggota dewan
Dalam kata sambutan, Bahar, politikus senior di PDI Perjuangan dihadapan undangan menjelaskan kisa historis Kerajaan Airlangga, dimana dulu hidup seorang Mpu Barade yang ditugaskan mendidik anak – anak raja.
“Makanya kami tidak heran bila kemudian di kota ini muncul UB (Universitas Brawijaya) atau Poltek (Politeknik Negeri). Ini merupakan tugas Walikota Kediri untuk meneruskan amanah dan menjalan sebaiknya – baiknya,” jelas Bahar disambut tepuk tangan hadirin.
Giliran Mas Abu memberikan sambutan, Walikota Kediri menjelaskan bahwa segala bentuk pembangunan di Kota Kediri yang berhenti akan berusaha dilanjutkan dengan baik, termasuk Jembatan Brawijaya yang kasus kini masih ditangani Polda Jatim.
“Untuk Jembatan Brawijaya, saya sudah bertemu bapak Kapolda Jatim yang lama, disarankan untuk bersabar hingga proses penyidikan selesai. Adapun untuk Poltek dan UB, saya sudah bertemu dengan bapak menteri, M. Nasir, bahwa untuk poltek kurang 1% dan UB tidak lebih dari 2% untuk proses perijinannya,” jelas Mas Abu.
Adapun pesan menarik dari pertemuan reuni ini, dimana hadirin yang hadir sepakat akan melakukan sosialisasi Songkok Khas Kediri, sebagai bentuk cinderamata maupun jati diri.
“Bahwa songkok bagian dari budaya, selain kita memakainya, bagi tamu yang datang ke kota ini, diharapkan membeli songkok khas Kediri, selain harganya murah juga bahannya berkualitas,” jelas Husni Syam, secara simbolis membagikan sejumlah songkok termasuk kepada Walikota Kediri. (Nanang Priyo Basuki)