Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
copyright . 2015 @ majalahbuser.com
Jakarta - Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan pemberian grasi kepada mantan Ketua KPK Antasari Azhar oleh Presiden Jokowi bermotif politik. Pihak Istana Kepresidenan membantah tudingan itu.

Pernyataan SBY tersebut keluar tak lama setelah Antasari memberikan keterangan pers yang meminta agar SBY berterus terang soal kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen yang melilitnya.

Terkait hal itu, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP mengatakan apa yang dilakukan oleh Antasari Azhar yang meminta agar SBY berterus terang soal kasus pembunuhan Nasrudin adalah urusan pribadi Antasari, tidak ada kaitannya dengan pemerintah.

"Adalah urusan pribadi Pak Antasari sendiri. Apa yang dibicarakan Pak Antasari sendiri, apa yang tidak dibicarakan Pak Antasari terkait dengan perjalanan masa lalunya, itu adalah urusan pribadi Pak Antasari sendiri. Jangan dikait-kaitkan dengan Presiden," kata Johan Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/2/2017).

Kedua, lanjut Johan Budi, terkait dengan tudingan SBY yang mengatakan pemberian grasi Antasari oleh Jokowi sarat dengan muatan politik, hal itu tidaklah benar. Pemberian grasi tersebut, ditegaskan Johan, sudah sesuai dengan prosedur.

"Pemberian grasi itu sudah melalui proses dan prosedur yang sesuai dengan aturan perundang-undangan. Keputusan Presiden memberi grasi kepada Pak Antasari itu berdasarkan saran atau masukan dari MA. Jadi tidak ada kaitannya sama sekali pemberian grasi itu dengan apa yang Pak Antasari lakukan secara pribadi," jelas Johan.

"Dan suara yang disampaikan Pak Antasari ini kan bukan pada hari ini saja, tetapi sejak dulu dia selalu menyuarakan bahwa dia mengalami perlakuan yang tidak fair, yang bahasa yang digunakan Pak Antasari adalah kriminalisasi. Itu urusan Pak Antasari sendiri. Jangan dibawa-bawa ke sini, dan sama sekali tidak ada hubungannya grasi dengan itu," tegas Johan.

Johan kembali menegaskan, silakan ditanyakan kepada SBY perihal tudingan grasi untuk Antasari tersebut bermuatan politik. Karena pernyataan itu keluar dari SBY.

"Yang memandang politis siapa? Ya tanya ke Pak SBY, kenapa memandang politis," kata Johan.


Sebelumnya, mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara dan menyinggung grasi untuk Antasari lewat akun Twitternya.

"Yang saya perkirakan terjadi. Nampaknya grasi kepada Antasari punya motif politik dan ada misi untuk serang dan diskreditkan saya (SBY)," tulis SBY lewat akun Twitter @SBYudhoyono, Selasa (14/2/2017).

Dia menyoroti jumpa pers Antasari yang dilakukan sehari sebelum pencoblosan Pilgub DKI 2017. SBY menduga hal itu sudah direncanakan.

"Satu hari sebelum pemungutan suara Pilkada Jakarta (saya duga direncanakan), Antasari lancarkan fitnah & tuduhan keji terhadap saya," ungkapnya. (detik/bsr1)
Selasa 14 Pebruari 2017

Istana Bantah Tudingan SBY Bahwa Grasi Antasari Bermotif Politik
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :

Ilustrasi:
Istana Merdeka