Jakarta - Kapal wisata Zahro Express tujuan Pulau Tidung terbakar di perairan Jakarta, tepatnya 1 mil arah barat dari Dermaga Muara Angke, Minggu, 1/1/2017, pukul 09.24 WIB pagi. Dari kejadian ini, Sebanyak 23 orang tewas dan 17 orang dalam pencarian.
"17 Orang hilang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (1/1/2016). Sutopo menjelaskan korban luka ada 17 orang dan dibawa ke rumah sakit. Korban meninggal dunia 23 orang, dan korban selamat 194 orang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta dikerahkan, termasuk juga personel polisi, pemadam kebakaran, hingga Palang Merah Indonesia (PMI). Mereka mencari korban.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Sumarsono (Soni) menjelaskan banyak korban dalam keadaan luka bakar sangat parah alias hangus. Polisi sebelumnya menyatakan banyak korban menyelamatkan diri dengan cara melompat dari kapal.
Kapal itu sedianya berangkat ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Namun nahas, kapal terbakar pada titik sekitar 1 mil arah barat Muara Angke.
Diduga Berisi 300 Penumpang
Kepala Suku Dinas (Kasudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kepulauan Seribu, Edi Rudiyanto mengatakan, polisi masih menyelidiki terbakarnya kapal yang menewaskan 23 orang tersebut. Menurutnya, dari data yang ia terima manifes penumpang berbeda dengan banyaknya penumpang yang ada di kapal tersebut.
"Itu yang sedang diselidiki oleh Kepolisian. Saya lihat datanya juga beda," ujar Edi, Minggu 1 Januari 2016. Mengenai manifes tersebut, dirinya tidak berhak menyelidikinya. Sebab, kewenangan tersebut berada di Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta. "Manifes sedang diselidiki, Dishub yang punya kewenangan," katanya.
Sementara itu, Kadishub DKI Jakarta, Andri Yansah mengatakan, masih menyelidiki apakah kapal tersebut melebihi muatan atau tidak. "Bisa jadi manifes penumpang tidak akurat," kata Andri Yansah.
Dia memastikan, lewat pencermatan sertifkat yang dikeluarkan dari Syahbandar, kapasitas kapal ini adalah 259 penumpang. Namun kini Andi mendapat data yang simpang siur soal jumlah penumpang yang sebenarnya naik pada pagi tadi. "Ada yang bilang 300 orang, ada 238 orang," kata Andri.
Anehnya, izin berlayar yang diterbitkan syahbandar menyebut penumpang kapal pagi tadi itu sebanyak 100 orang. "Ini akan diselidiki," kata Andi.
Kapal itu dinyatakannya milik swasta. Belum jelas betul umur kapal itu. Penyebab terbakarnya kapal, Andi belum bisa memastikan.
"Sertifikasi kelayakan kapal itu yang mengeluarkan adalah syahbandar. Sebelum berangkat juga dicek izin berlayarnya, manifesnya, berikut umur kapalnya. Itu syahbandar yang tahu," kata Andri.
(berbagai sumber/bsr1)