Magelang -- majalahbuser.com, Tersangka utama pembunuh siswa SMA Taruna Nusantara Magelang AMR (16) menjalani 64 adegan rekonstruksi secara dingin dan tenang. Ia seperti tidak tertekan dan menjalani semua adegan dengan santai.
Adegan pertama digelar di Carefour Artos Mall dimana AMR membeli dua buah pisau dapur stainless steel bermerek dengan ujung runcing. Pembelian pisau dilakukan pada Kamis 30 Maret 2017 sekitar pukul 14.30 WIB atau sehari sebelum eksekusi.
Ia Izin Keluar Kampus (IKK) bersama lima rekannya untuk berangkat ke Artos. Namun AMR seorang diri masuk ke bagian penjualan peralatan dapur dan membayarnya dengan 3 lembar uang Rp 50 ribu. Kepada sejumlah rekannya, AMR sempat bercerita pisau akan digunakan untuk kegiatan prakarya.
Proses rekonstruksi dimulai pukul 07.30 WIB di Carefour Artos dan dilanjutkan di barak G 17 kamar 2B Komplek SMA Taruna Nusantara sekitar satu jam. Awak media tetap tidak diperbolehkan meliput proses rekosntsruksi. Awak media harus kucing-kucingan dengan aparat guna mendokumentasikannya.
Humas SMA Taruna Nusantara Cecep Iskandar menjelaskan tersangka AMR menunjukan ekspresi wajah yang biasa biasa saja. Ia seperti tidak menyesali perbuatannya meski sudah menghabisi temannya satu kelas Kresna Wahyu Nurachmad (14,5) dengan sadis.
Padahal banyak rekan korban dan tersangka menjadi trauma akibat tragedi tersebut. Disebutkan Graha 17 yang menjadi lokasi pembunuhan masih dipasangi police line sehingga siswa diungsikan ke rumah pamong. “Saat rekonstruksi dia begitu tenang memperagakan adegan membunuh rekannya,” kata jelas Cecep.
Kapolres Magelang AKBP Hindarsono mengatakan ada 64 adegan yang diperagakan oleh tersangka AMR. Seusai di Artos, adegan rekonstruksi dilanjutkan perjalanan pulang ke Artos menggunakan armada Taxi. “Di Artos 4 adegan, jaga siswa 1 adegan, penjagaan 2 adegan, taxi 3 adegan, dan TKP di Graha 17 ada 54 adegan,” kata Hindarsono.
Hindarsono mengatakan rekonstruksi ini diperlukan untuk melengkapi berkas acara sebelum diserahkan ke kejaksaan. “Secepatnya kita lengkapi berkas dan kita limpahkan ke kejaksaan. Mudah-mudahan tidak ada hambatan,” kata kapolres.
Rekonstruksi dipimpin Wadir Reskrim um Polda Jateng AKBP Zain Dwi Nugroho SH SIK MSI dan dihadiri Kasubdit IV, Kasubag psikolog, Inafis Polda Jateng, Kejaksaan Negeri Mungkid, Kabag ops Polres Magelang, Kasat Reskrim Polres Magelang, Kapolsek Mertoyudan, pihak sekolah, PPA Polres Magelang, penasehat hukum tersangka dan para saksi.
Titik Terang
Menurut Zain rekonstruksi ini bertujuan untuk menemukan titik terang atas terjadinya tindak pidana pembunuhan dan penganiayaan guna proses penyidikan lebih lanjut. Dari 64 adegan yang direncanakan sejumlah adegan ada adegan a, b, dan c sehingga total ada 78 adegan.
Disebutkan pada Jumat dini hari pukul 3.00 WIB AMR terbangun, kemudian melihat situasi sekitar barak G 17. Ia memakai baju OSIS biru dan celana abu-abu serta memakai kaos dalam. Saat itu, pelaku melihat temannya Nauval sedang menyetrika baju di ruang tengah. Sekitar pukul 3.30 WIB tersangka mendekati korban dengan berdiri di samping korban, lalu menempelkam pisau di leher sambil meminta maaf kepada korban.
Selanjutnya, AMR menghentakkan pisau ke leher menggunakan tangan sebelah kanan sampai masuk ke tenggorokan. Tersangka lalu meninggalkan TKP ke arah tengah memastikan Nauval masih setrika dan bertanya, “Apakah kamu sudah selesai strikanya Val?” dan dijawab Nauval “Belum Ndi..”
Zain menjelaskan tersangka lalu berjalan ke tempat tidur untuk mengganti baju yang berlumuran darah dengan training warna hijau. Saat itu, dia sadar kacamatanya jatuh karena ditarik korban waktu dieksekusi. Ia lalu kembali ke TKP untuk mengambil kacamata dan menarik pisau yang masih menempel di leher korban.
Pisau ia buang ke bawah tempat tidur Muhamad Izam Suryadinata, sedangkan kaca mata diletakkan di lemari. Pelaku membawa baju yang berlumuran darah dan mengambil pisaunya lagi untuk dibersihkan dengan baju Izam lalu direndam air dengan alasan agar tidak bisa dilacak anjing pelacak.
Kemudian pisau disembunyikan di toilet seperti adegan kekerasan dalam film-film action. Dari pengakuan tersangka, AMR gemar menonton film-film Rambo dan Fox Crime. Dari Film-film inilah yang menginspirasi teknik eksekusi AMR kepada Kresna. Tersangka kembali ke tempat tidurnya untuk tiduran dan selanjutnya pura pura menyapu seperti tidak ada kejadian apa apa. (hm/herlit)