Jakarta - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono gusar dengan kondisi negara saat ini. Lewat Twitter, SBY mengaku heran dengan maraknya berita hoax.
"Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*," kata SBY lewat akun Twitter @SBYudhoyono, Jumat (20/1/2017).
Tanda *SBY* di ujung tweet menandakan bahwa tweet tersebut ditulis oleh SBY sendiri. Ini merupakan tweet pertama bertanda *SBY* di tahun 2017.
Tulisan SBY di jejaring Twitter itu pun segera mendapatkan beragam tanggapan dari para netizen. Misalnya saja pemiliki akun @priyadi_ifan yang justru balik mengkritik SBY.
"@SBYudhoyono justru saatnya sekrang yg benar berkuasa jgn anngap diri bapak yg benar," tulisnya.
Kemudian, @belerakyatyuk, menasihati SBY bahwa usaha selalu ada halangannya. Oleh karena itu, apapun harus dihadapi, dan terima.
"SBYudhoyono akibat pembiaran pemerintah di massa lalu hehe," tulis akun @Ino8687.
Namun, ada pula netizen yang menuliskan tanggapan bernada simpati pada SBY. Misalnya @avid_ishak.
"Iya Pak SBY, ini zaman apa sih Pak? Kok Islam jadi bulan-bulanan begini Pak. Ya Allah, tumbangkan segera rezim laknat ini. Amien," tulisnya.
Terkait berita hoax, Presiden Joko Widodo sudah pernah melakukan rapat terbatas membahas antisipasi perkembangan media sosial. Jokowi ingin mengevaluasi media daring (online) yang kerap membuat berita bohong (hoax) dan cenderung provokatif.
"Kita harus evaluasi media online yang sengaja memproduksi berita bohong, tanpa sumber yang jelas, dengan judul provokatif, mengandung fitnah," kata Jokowi saat membuka rapat di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (29/12/2016).
SBY Curhat di Twitter Soal Penyebaran HoaxFoto: Screenshot Twitter SBY
Beberapa langkah menangkal hoax dilakukan, di antaranya adalah pembuatan Badan Siber Nasional. Target dari dibentuknya lembaga ini bukan sekadar beredarnya berita hoax, tetapi lebih pada pertahanan siber.
"Persoalan siber ini bukan hanya menimpa negara yang sedang berkembang, negara maju pun persoalan siber menjadi persoalan yang mendapatkan perhatian khusus. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, apakan menjadi Badan Siber Nasional atau badan siber dan lembaga ini segera diputuskan," ujar Seskab Pramono Anung. (detik/viva/bsr1)