Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
copyright . 2015 @ majalahbuser.com
Kediri - Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kediri melakukan pengukuran terhadap Jembatan Desa Ngadi, Kecamatan Mojo yang terputus setelah diterjang arus deras sungai, pada Senin malam lalu. Sebelum ambrol, jembatan alternatif penghubung Kabupaten Kediri dengan Kabupaten Tulungagung ini lebih ramai dilalui pengendara ketimbang jalur utama, karena jarak tempuhnya lebih dekat.

Menurut Camat Mojo Sukemi, Pemerintah Kabupaten Kediri terus menggelar rapat pembahasan Jembatan Ngadi yang terputus, untuk mencarikan solusi menyambungkan kembali jalur transportasi. Hasil pengukuran dari Dinas PU akan dilaporkan dalam pembahasan lanjutan dengan dinas-dinas terkait.

Di dalam pembahasan disinggung rencana untuk mendatangkan jembatan bailey atau jembatan darurat sebagai pengganti jembatan utama yang terputus. Pemkab Kediri akan segera koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sebagai pihak yang memiliki wewenang mendatang jembatan bailey serta tim tehnis pemasangan dalam kendali Batalyon Zeni tempur TNI.

"Untuk rencana mendatangkan jembatan darurat, nanti Pemkab Kediri yang akan melakukan. Kami rasa sangat perlu adanya jembatan bailey untuk kelancaran transportasi. Jembatan Ngadi ini sangat diperlukan oleh masyarakat," ungkap Sukemi, Rabu (1/3/2017).

Paska jembatan ngadi terputus, banyak masyarakat dari Kediri yang hendak menuju ke Tulungagung atau sebaliknya memilih menggunakan jasa transportasi perahu tambang. Pelajar, pekerja dan juga pedagang memanfaatkan fasilitas perahu penyeberangan di Sungai Brantas, meskipun berbahaya dan jarak tempuhnya juga lebih jauh.

Sementara itu jalur alterlatif yang ada melalui desa ngetrep hanya dapat dilalui kendaraan roda dua, itupun pengendara berputar sejauh 5 kilometer. Sedangkan untuk kendaraan roda empat, mereka harus melalui jalur utama yang lebih jauh hampir 40 kilometer.

Seperti diketahui, jembatan yang menghubungkan wilayah Kabupaten Tulungagung dengan Kabupaten Kediri, Senin malam (27/2/2017 putus total. Insiden runtuhnya jembatan dipastikan tidak sampai memakan korban jiwa maupun luka. Sebab saat musibah terjadi kondisi jalan dalam keadaan sepi.

Jembatan ini berlokasi di Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung di sebelah selatan dan Desa Ngadi, Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri di sebelah utara.

Kendati demikian, masyarakat Tulungagung dan Kediri lebih mengenal dengan nama Jembatan Ngadi. Sebagai penghubung jalur alternatif di wilayah barat, jembatan Ngadi banyak memangkas jarak tempuh bagi pengguna jalan asal Tulungagung dan Trenggalek yang hendak bepergian ke Kabupaten Kediri.

Sebelum insiden terjadi, debit air sungai yang berada di bawah jembatan meningkat pesat. Gerusan air sungai secara terus menerus membuat konstruksi kaki jembatan ambrol. Selain faktor usia, dari informasi yang dihimpun, konstruksi jembatan juga waktunya diperbaiki.

Naiknya debit air sungai berasal dari hujan deras yang mengguyur kawasan utara, yakni Gunung Wilis. Sebab bersamaan dengan insiden itu, longsor terjadi di Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung. Material tanah yang berasal dari bukit menimpa tiga rumah warga dan menutup sebagian badan jalan disana.

Seluruh arus lalu lintas yang berasal dari Tulungagung dan Trenggalek yang hendak ke Kabupaten Kediri dialihkan ke Jembatan Ngantru. Aminudin warga Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri yang hendak pulang mengaku terpaksa memutar jalan. Dari Kabupaten Blitar biasanya dia cukup melintasi jembatan Ngadi. (nng-bj/bsr1)
Rabu, 01 Maret 2017

Jembatan Penghubung Kediri-Tulungagung Putus, Masyarakat Minta Bailey
Warga menyaksikan jembatan yang roboh di
Desa Ngadi Mojo, Kediri, Jawa Timur, Senin 27/2/2017
      Berita Daerah  :

      Berita Nasional :