copyright . 2015 @ majalahbuser.com
Semarang - majalahbuser.com, Ribuan Massa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Peduli Pendidikan (KMPP) menggelar aksi penolakan terhadap Permendikbud no 23 tahun 2017 yang mengatur 5 hari sekolah di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jl Pahlawan, Semarang, Jumat (21/7).
Koordinator Aksi, Hudallah Ridwan mengatakan, pihaknya menolak dengan tegas Permendikbud tersebut. Selain meresahkan masyarakat, Permendikbud tersebut menurutnya tidak sesuai UUD 1945 serta UU no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas.
“Kami juga menolak kebijakan Pemprov Jateng dan Pemkab/Kota di Jateng yang telah sewenang-wenang menerapkan 5 hari sekolah di setiap satuan pendidikan. Jelas pemerintah di Jateng tak mengindahkan permintaan dan aspirasi yang berkembang di masyarakat,” ujarnya.
Pihaknya meminta agar Presiden Joko Widodo segera menerbitkan Peraturan Presiden tentang penguatan pendidikan karakter. Namun Presiden juga harus memperhatikan eksistensi pendidikan agama di seluruh Indonesia.
“Eksistensi lembaga pendidikan yang sudah ada sejak Indonesia merdeka juga harus diperhatikan. Lembaga pendidikan itu terbukti sudah melahirkan tokoh-tokoh berkarakter yang selama ini menjaga keberagaman dalam bingkai NKRI,” tukasnya.
Rais Syuriah NU Jawa Tengah, KH. Ubaidillah Shodaqoh, SH, pun ikut menghadiri acara tersebut. Bahkan pengasuh Pondok Al Itqon, Bugen tersebut ikut berorasi menolak rencana pemerintaha akan full day school tersebut.
"Saya mengerti syarat rukun sholat dari guru madinku, saya mengerti makna syahadat dari guru madinku, saya tahu akhlaq karimah juga dari guru madinku. Jika ada yang mengganggu madinku dan aku diam saja terus dimana nuraniku?" ucap mbah Bed, begitu sapaan akrabnya. (hm)
Jum'at, 21 Juli 2017
Aktifis Jawa Tengah Tolak Full Day School