Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
copyright . 2015 @ majalahbuser.com
Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf memastikan proses evakuasi tanah longsor di Desa Banaran, Kabupaten Ponorogo, dinyatakan dihentikan, dan kawasan tersebut ditetapkan sebagai zona merah. Keputusan ini diambil setelah terjadi lonsor susulan, Minggu (9/4/2017).

Timbunan material tanah bercampur air dari longsor pertama tiba-tiba ambrol dan mengalir sektor A hingga D. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Peristiwa longsor berskala besar tersebut mulai terjadi pada pukul 11.45 WIB. Ratusan anggota tim SAR gabungan yang sedang melakukan upaya penyisiran korban yang hilang langsung panik dan berusaha menyelamatkan diri.

Sejumlah operator alat berat yang beroperasi di sektor B, C dan D juga mengalami kepanikan. Bahkan salah satu alat berat di sektor D menjadi korban karena ikut terseret arus longsor dan tertimbun total.

"Untuk operatornya sudah berhasil menyelamatkan diri semua, selain itu longsor ini tadi juga menyebabkan dua rumah roboh, lima sepeda motor dan dua unit mobil tertimpa longsor di sektor D," kata salah seorang anggota SAR, Beny Sukamto, Minggu (9/4/2017).

Menurutnya, rumah yang roboh, sebelumya masih dalam kondisi utuh dan digunakan untuk posko dapur umum, sedangkan dua unit mobil yang tertimbun, masing-masing satu unit jenis panther, milik relawan dan mobil jenis dobel kabin milik unit K-9 Polda Jatim.

"Tadi untuk mobil K-9 itu ada isinya tiga ekor anjing pelacak, tapi saat ini sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman," imbuhnya.

Hingga pukul 14.30 WIB, pergerakan material tanah bercampur lumpur masih terus terjadi. Untuk mencegah jatuhnya korban, aparat kepolisian, TNI dan tim evakuasi berusaha mengevakusi puluhan warga yang tinggal di Dusun, Krajan perkampungan yang ada di bawah sektor D.

"Hasil rapat koordinasi dengan seluruh stakeholder bahwa evakuasi dihentikan karena membahayakan tim SAR jika diteruskan," kata Wagub yang akrab disapa Gus Ipul, Minggu (9/4/2017).

Rapat diikuti oleh BPBD Jatim, BPBD Kabupaten Ponorogo, Bupati Ponorogo, Kapolres Ponorogo, Dandim, Basarnas, Kepala Dasa, Kepala Dusun serta warga setempat.

Untuk agenda berikutnya adalah mengevakuasi satu alat berat dan menarik mobil anjing pelacak (K-9), kemudian fokus di penanganan untuk mengalirkan lumpur ke sungai.

"Saat ini wilayah di seputaran SD dan Kantor Desa Banaran dievakuasi dan dinyatakan zona merah atau berbahaya bagi warga jika dihuni maupun diperuntukkan sebagai lahan pertanian," kata mantan Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal tersebut.

Seperti dilaporkan pada hari ini pukul 12.10 WIB telah terjadi longsoran dari Sektor A yang berakibat ke Sektor B, Sektor C, dan Sektor D.

Akibatnya seluruh kegiatan SAR ditutup sementara sampai keadaan aman kembali dan dinyatakan seluruh relawan selamat, namun berimbas ke alat berat yang digunakan untuk evakuasi.

Antara lain satu ekskavator tertimbun longsoran di sektor D, tiga alat komunikasi terseret lumpur dan air, jalan baru yang dibuka pada Sabtu (8/4) di sektor D tertutup longsor dan hari ini ditutup kembali.

Selain itu, separuh mobil K-9 tertutup longsor dan dua ekor anjing pelacak masih berada di dalam mobil. Tak itu saja, balai desa dan sekolah di Desa Banaran disterilkan kemudian warga sekitar dievakuasi ke tempat lebih aman, terlebih air sungai juga meluap.

Longsor di Dusun Tangkil hingga Krajan, Desa banaran, Kecamatan Pulung menimbun 28 orang. 4 Diantaranya sudah diketemukan, sedangkan 24 korban lain masih dinyatakan hilang.


(berbagai sumber/bsr1)
Senin, 10 April 2017

Pencarian Korban Tanah Longsor di Ponorogo Dihentikan, 24 Orang Hilang
Tanah longsor di Desa Banaran
Kabupaten Ponorogo
      Berita Nasional :

       Berita Daerah