Pandeglang - Bupati Pandeglang Irna Narulita angkat bicara soal daerahnya yang berpotensi dilanda tsunami setinggi 57 meter berdasarkan peneliti dari Balai Pengkajian Dinamika Pantai Badan Pengkajian dan Penerapan Tekhnologi (BPPT). Menurutnya, kajian tersebut menimbulkan was-was tapi membuat waspada pemerintah daerah dan masyarakatnya.
"Kami sedikit was-was tapi harus menguatkan masyarakat. Kita harus sama-sama membuat masyarakat tenang," kata Irna kepada wartawan, Rabu (4/4/2018).
Irna mengatakan, di pesisir Pandeglang, ada alat peringatan dini tsunami dan shelter yang menjangkau 10 kecamatan di kawasan pesisir. Tapi potensi yang disampaikan mengenai tsunami 57 meter itu, kata Irna, belum diketahui pasti waktunya.
Karena itu, saat ini yang bisa dilakukan Pemda, menurutnya, adalah menangkal keresahan di tengah masyarakat.
"Ke depan, kita menyampaikan masyarakat tenang dan terus waspada. Kita sudah latih warga di 10 kecamatan di pesisir," ungkapnya.
Ia juga mengaku sudah meminta camat di 10 daerah tersebut melakukan sosialisasi evakuasi apabila terjadi bencana. Warga disosialisasikan untuk tetap tenang dan menjauhi bangunan yang rentan roboh. Termasuk meminta warga berdoa agar wilayahnya terhindar dari bencana.
"Harus tawakal kepada Allah supaya terhindar dari musibah bencana. Kemarin kita panggil alim ulama berdoa saat perayaan HUT Pandeglang," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten Sumawijaya mengatakan prediksi seperti itu dinilai dapat meresahkan karena bencana, apalagi gempa dan tsunami, tidak dapat diprediksi, baik waktu maupun tempatnya.
"Saya harapkan pernyataan para ahli ini tidak di-share langsung ke medsos dan masyarakat. Sampai masyarakat Pandeglang mereka susah untuk tidur, yang tahu mereka ingin ngungsi ke mana, bahaya," kata Sumawijaya saat ditemui detikcom di Jl Syekh Nawawi Al Bantani, Serang, Banten, Rabu (4/4).
Pemaparan soal potensi gempa itu disampaikan BPPT pada Selasa (3/4) oleh peneliti tsunami pada Balai Pengkajian Dinamika Pantai BPPT Widjo Kongko. Menurut Widjo, tsunami akan terjadi bila gempa megathrust benar-benar terjadi.
"Di Jawa Barat itu sumber gempa besar. Di situ bisa dikatakan di selatan bisa mencapai 8,8 magnitudo atau 9 sehingga kaidah umum kalau di atas 7 magnitudo dan terjadi di lautan dangkal sumbernya, maka potensi tsunami besar akan terjadi di daerah sana (Pandeglang)," kata Widjo di gedung BMKG, Jalan Angkasa Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (3/4). (bri/jbr/detik)