Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
copyright @ 2011 - 2018 majalahbuser.com
Surabaya - Polisi telah mengidentifikasi 12 jasad korban ledakan bom gereja di Surabaya. Terakhir, ada 5 jasad yang kembali diserahkan kepada pihak keluarga.

"Ada 5 jenazah yang sudah kita identifikasi berdasarkan data primer dan sekunder yang dimiliki," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Marung di Unit DVI Polda Jatim di RS Bhayangkara, Surabaya, Senin (14/5/2018).

"Berarti sudah 12 yang sudah kita sampaikan kepada keluarga korban hasil identifikasi kita," ujar Frans.

Kelima jasad ini merupakan 2 perempuan korban ledakan bom di Gereja Santa Maria dan 3 laki-laki korban ledakan di Gereja Pantekosta.

Polda Jatim terus melakukan identifikasi korban dari peristiwa yang terjadi pada Minggu (13/5) pagi ini.

Polri menegaskan tidak ada upaya pengalihan isu di balik aksi teror bom di Surabaya dan Sidoarjo. Tudingan itu hanya hoax alias kabar bohong.

"Percayalah, nggak ada itu hoax," tegas Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/5/2018).

Setyo menuturkan proses hukum akan membuktikan serangan teroris yang terjadi adalah murni kejahatan. Setyo mengaku tahu ada pihak-pihak yang berpikir serangan teroris ini hanya rekayasa.

"Nanti kita buktikan. Kalau ini pengalihan isu, masak korbannya banyak sekali? Banyak yang mengatakan begini, karena Polri minta anggaran," ujar Setyo.

Tudingan serangkaian serangan bom di Surabaya dan Sidoarjo adalah rekayasa pihak pemerintah beredar di media sosial. Tudingan datang salah satunya dari perempuan berinisial FSA, pemilik akun Facebook Fitri Septiani Alhinduan.

"Sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui. Sekali ngebom: 1. Nama Islam dibuat tercoreng ; 2. Dana trilyunan anti teror cair; 3. Isu 2019 ganti presiden tenggelam. Sadis lu bong... Rakyat sendiri lu hantam juga. Dosa besar lu..!!!" tulis FSA, sebagaimana dikutip dari akun Facebook Fitri Septiani Alhinduan, yang menjadi barang bukti polisi.

Perempuan yang diketahui berprofesi sebagai Kepala SMPN 9 Kayong Utara, Kalimantan Barat, ini juga menulis status tragedi Surabaya sebuah drama yang dibuat polisi agar anggaran Densus 88 Antiteror ditambah.

"Bukannya 'terorisnya' sudah dipindahin ke NK (Nusakambangan)? Wah ini pasti program mau minta tambahan dana anti teror lagi nih? Sialan banget sih sampai ngorbankan rakyat sendiri? Drama satu kagak laku, mau bikin drama kedua," tulis FSA juga. (detik)


Senin 14 Mei 2018

Sudah 12 Korban Bom Gereja Surabaya Diserahkan ke Keluarga
Evakuasi empat jenazah
di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya
      Berita Nasional :

       Berita Daerah