Kediri - majalahbuser.com, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhajir Effendy, melakukan kunjungan lapang ke Laboratorium PCR Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK), Sabtu (19/9).
Kunjungan ini bertujuan melihat dari dekat apakah operasi penanganan Covid-19 di daerah khususnya Kabupaten Kediri sudah berjalan sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat.
"Khususnya yang saya pantau adalah kelengkapan fasilitas yang dimiliki oleh sebuah rumah sakit rujukan. Syaratnya harus memiliki laboratorium PCR, juga peralatan seperti ventilator dan tersedianya reagen. Disini saya sudah mendapat masukan dari Direktur RSKK bahwa mesin PCR bantuan dari pusat belum memadai sehingga ada pengadaan sendiri dari rumah sakit," jelasnya.
Menko Muhajir mendukung inisiatif Pemkab Kediri dalam memberikan kelengkapan, terutama pengadaan peralatan mesin PCR baru yang kapasitas pengujiannya lebih besar. Ia pun berharap reagen ekstraksi lebih banyak tersedia di pasar.
"Sehingga bisa cepat digunakan karena kebutuhannya sangat mendesak. Dengan adanya mesin baru ini, spesimen di Kabupaten Kediri tidak perlu lagi dikirim ke Surabaya. Cukup di Kabupaten Kediri saja," tambahnya.
"Lebih dari itu saya berharap semoga alat ini tidak dipakai. Artinya kondisi pandemi covid di Kabupaten Kediri dapat ditangani. Tidak apa-apa beli mahal tapi tidak dipakai karena menunjukkan secara SDM kita siap," harapnya.
Sementara itu, Kepala RSKK dr. Ibnu Gunawan menerangkan bahwa mesin PCR bantuan BNPB pusat kurang memadai karena bekerja dalam skala kecil. Hal ini tidak sesuai dengan jumlah spesimen rata-rata harian yang diterima oleh RSKK.
"Mesin dari BNPB sekali runing 22 spesimen, dalam sehari bisa maksimal 66 spesimen. Sementara tes swab yang dilakukan sehari rata-rata 200 spesimen," terangnya.
"Oleh karena itu kami mengadakan mesin baru yang bisa bekerja 94 spesimen sekali running. Bila dalam sehari bisa 280 uji spesimen. Jadi bisa menjawab kebutuhan dan memberikan hasil lebih cepat," papar Ibnu.
"Lebih pentingnya mesin ini menggunakan Reagan ekstraksi yang mudah didapat di pasar. Sementara untuk mesin bantuan BNPB, kadang terkendala dengan Reagan yang agak sulit dicari," pungkasnya. (Kominfo/Adv).