Kediri -- majalahbuser.com, Dalam rangkaian acara Pekan Budaya dan Pariwisata, Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menggelar Seminar Budaya Panji Nusantara. Kegiatan ini digelar di Convention Hall, (11/7).
Dengan tema “Kearifan Budaya Panji Pemersatu Nusantara” acara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kediri H. Supoyo, SH, MSi., Guru Besar Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Prof. Dr. Agus Aris Munandar, Dosen Universitas Negeri Malang Rudi Irawanto, S.Pd, M.Sn. Sekretaris TP3 Kab. Kediri Drs. Eko Ediyono, M.Si.
Selain itu, juga nampak hadir, para kepala SKPD, perwakilan Forkompinda, perwakilan dari Dinas Pariwisata Provinsi Jatim, unsur kepolisian dan TNI, camat dan kepala desa se-Kabupaten Kediri, perwakilan guru, mahasiwa serta budayawan dan seniman.
Acara dimulai pukul 09.00 WIB, para tamu undangan langsung disambut Tarian Kletik yang disajikan oleh penari-penari dari Sanggar Ande-Ande Lumut Kab. Kediri. Setelah itu dilanjutkan sambutan Bupati Kediri yang disampaikan oleh H. Supoyo, SH, M.Si.
Dalam sambutanya Supoyo menyampaikan, Panji merupakan salah satu kekayaan luhur bangsa Indonesia yang sudah mengakar dalam ingatan masyarakat nusantara. Kehadiran cerita Panji tidak dapat dipisahkan dari keberadaan Kediri yang menjadi bagian dari cerita Panji.
“Hal inilah yang membentuk keterkaitan emosional antara Panji dengan Kab. Kediri, oleh karena itu pemerintah dan masyarakat Kabupaten Kediri bertekad untuk bersama-sama melestarikan dan mengembangkan budaya Panji sebagai jati diri masyarakat Kab. Kediri,” jelasnya.
Selanjutnya acara dilanjutkan dengan penyampaian materi seminar. Bertindak sebagai pembuka yaitu Prof. Dr. Agus Aris Munandar dengan judul “Panji Sebagai Salah Satu Referensi Kajian Budaya di Nusantara.
. Agus Aris Munandar menjelaskan, hasil penelitian G. P Roufaer (1909) dari Belanda, Panji mencerminkan kehidupan Raja Airlangga (1019-1042).
“Lebih singkatnya cerita Panji ialah cerita yang berasal dari Jawa periode klasik, bercerita tentang kepahlawanan dan cinta yang berpusat pada dua orang Raden Inu Kertapati (atau Panji Asmarabangun) dan Dewi Sekartaji (atau Galuh Candrakirana),” jelasnya.
Materi selanjutnya yakni “Identitas Dualitas Cerita Panji” oleh Rudi Irawanto, S.Pd, M.Sn. Beliau menyampaikan hal yang berbeda kenapa cerita Panji bisa diterima oleh masyarakat luas di Nusantara, hal ini tentu ada hal-hal yang penting di dalamya.
“Nusantara dalam hal ini tidak hanya Indonesia, tetapi negara-negara Asean bahkan Asia. Di negara kita ini banyak keanekaragaman budaya, itu menunjukkan adanya keterbukaan kultur hingga budaya. Sehingga cerita Panji bisa menyatu dengan budaya yang ada di Nusantara,” tambahnya.
Sementara Drs. Eko Ediyono, M.Si. menyampaikan setelah resmi didaftarkan tahun 2016, akhirnya Cerita Panji ditetapkan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai
“Ingatan Dunia” atau Memory of the World (MoW). Hal ini tercantum dalam situs resmi Memory of the World – UNESCO tertanggal 31 Oktober 2017. “Sebagai warga masyarakat Kab. Kediri kita harus bangga dan menjadikan Kab. Kediri sebagai Bumi Panji,” pungkasnya. (Kominfo/Adv)