Dia mengatakan, informasi itu di dapat dari pengakuan Mujib salah seorang terduga teroris yang telah ditangkap pada bulan Juli lalu.
"Mereka sudah tiga kali survei, saya tidak tahu belum tahu. Sudah tiga kali survei. Begitu dia katakan segera kita beritahukan," jelasnya.
Ansyaad mengakui jika informasi itu di publikasikan akan membuat masyarakat khususnya anggota DPR menjadi panik. Namun BNPT tak punya pilihan lain demi mencegah dan mengantisipasi aksi terorisme selanjutnya.
"Itu memang saya pikirkan sejak awal pasti dituduh bikin panik tapi saya kira itu yang terbaik jangan sampai kita belum beritahu salah besar ini kedaulatan negara yang paling top kalau ini yang diserang teroris maka kita sudah kalah dengan teroris," ungkapnya.
Ketika ditanya apakah sasaran teroris saat ini sudah berpindah kepada target para politisi, sebab Gedung DPR telah masuk dalam target serangan teroris, Ansyaad enggan menjelaskan secara pasti karena ditakutkan akan menimbulkan kepanikan lagi.
"Nanti kalau saya ngomong dikira menakut-nakuti lagi," tandasnya.
Teroris di Indonesia untuk Kepentingan Tertentu
Ancaman teroris di Indonesia akibat dari pembiaran aparat keamanan. Sebab, aparat keamanan diduga telah mengetahui jaringan para teroris di negeri ini.
"Saya khawatir ini ada proses pembiaran hanya untuk kepentingan-kepentingan tertentu," kata Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, Rabu (5/9/2012).
Menurut dia, aparat keamanan baik kepolisian maupun Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) sudah paham dan sudah tahu peta baik personel maupun jaringan terorisnya. "Jaringan sudah diketahui, kenapa tidak ada langkah pemberantasan," jelas Luthfi.
Menanggapi pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Ansyaad Mbai, terkait aksi teror kepada polisi yang belakangan ini terjadi di Solo, Jawa Tengah, dikendalikan Abu Bakar Ba'asyir, seharusnya tidak terjadi.
Jika benar terjadi, lanjut Luthfi, aparat keamanan seharusnya segera melakukan pencegahan secara dini. "Masa orang di dalam penjara bisa mengendalikan, kalau itu benar kenapa tidak bisa dilakukan langkah pencegahan," jelasnya. [inilah]