Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Jakarta - Dalam wawancara di TvOne, Hari Suwandi yang dikenal sebagai korban lumpur Lapindo yang berjalan kaki Porong-Jakarta, membuat pengakuan penyesalan atas aksinya. Hari juga meminta maaf karena selama ini mencemarkan nama baik keluarga Bakrie.

Wawancara Hari Suwandi ditayangkan secara live pada Rabu (25/7) malam.
Jum'at, 27 Juli 2012

Hari Suwandi Ralat Istilah Lumpur Lapindo dengan Lumpur Sidoarjo
Tayangan video penyesalan dan permintaan maafnya bisa disaksikan di situs video.tvonenews.tv pada Kamis (26/7/2012).

Hari yang mengenakan baju lurik dengan tongkatnya diwawancara Indiarto Priadi. Hari tampak didampingi anak dan istrinya.

Nah, dalam salah satu pernyataannya, menjawab pertanyaan Indiarto, Hari sempat meralat penyebutan istilah lumpur Lapindo dengan lumpur Sidoarjo.

"Sebentar, Anda mengatakan menyesali perbuatan Anda berjalan kaki? Mengapa Anda menyesali?" tanya Indiarto.

"Karena untuk saat ini, saya yakin dan saya percaya bahwasanya keluarga besar Aburizal Bakrie mampu menyelesaikan suatu permasalahan yang ada di Sidoarjo, khususnya warga korban lumpur Lapindo, eh warga korban lumpur Sidoarjo, yang berada di Perpres 14/2007," jelas Hari. Dalam jawaban-jawaban selanjutnya, dia pun seterusnya menyebut lumpur Sidoarjo.

Hari yang dalam aksi jalan kakinya selama menuntut tanggung jawab pemerintah dan keluarga Bakrie, kini merasa sudah mendapat keadilan. Dia mendapat perhatian keluarga Bakrie, tetapi tidak dengan pemerintah.

"Karena hanya keluarga Bakrielah yang bisa menyelesaikan semua permasalahan di Sidoarjo. Khususnya warga korban lumpur Sidoarjo yang berada di Perpes 14/2007," urai Hari sambil menangis.


Hari Iswandi Minta Tunggakan Lapindo ke Rekannya Segera Diselesaikan

Rekan Hari Iswandi yang ikut menemani saat aksi ke Jakarta, Harto Wiyono, belum mendapat penggantian maksimal dari PT Minarak Lapindo Jaya. Karena itu, Hari sempat meminta pada Aburizal Bakrie agar segera menyelesaikannya.

"Saya minta tolong ke Pak Bakrie kawan saya yang mengantar kami supaya men?apat perhatian dan diselesaikan," ujar Hari saat jumpa pers di restoran Sate Senayan, Jakarta, Kamis (25/7/2012).

Selama perjalanan menuju Jakarta untuk meminta keadilan, ia memang ditemani oleh Harto Wiyono. Harto tidak hanya teman perjalanan Hari, tapi juga berperan sebagai pembawa logistik. Menurut Harto, dia baru diberi penyelesaian 20 persen terkait Lapindo.

Sementara Hari sendiri sudah mendapat penggantian sebesar Rp 280 juta dari total Rp 350 juta yang seharusnya dia terima. Hari tak ada masalah lagi dengan Lapindo. Dia bahkan sudah meminta maaf pada keluarga Bakrie atas ucapannya selama ini.

Dalam kesempatan itu, Hari juga sempat menjelaskan perihal kepergiannya yang tiba-tiba dari Wisma KontraS. Sebelum wawancara ke TVOne, Hari mengaku sempat pamit ke seorang penunggu wisma. Bukan menghilang tiba-tiba.

"Kami nggak hilang, itu salah. Pada waktu pergi kami udah pamitan sama mba Aana penunggu wisma pamit ke Depok ke rumah saudara di Jalan Margonda," terangnya.


Kontras Kaget Hari Suwandi Minta Maaf ke Keluarga Bakrie

Komisi untuk orang hilang dan tindak kekerasan (Kontras) kaget saat korban lumpur Lapindo Hari Suwandi muncul di TvOne dan meminta maaf ke keluarga Bakrie. Selaku pihak yang mendampingi Hari selama di Jakarta, Kontras pun sudah kehilangan kontak dengan Hari.

"Kita tidak tahu. Jadi kita sendiri tahu meminta maaf di TvOne setelah mendapat SMS," jelas aktivis Kontras, Sinung Karto saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (26/7/2012).

Sinung juga menepis isu sebagai pihak yang mendorong dan memprovokasi Hari melakukan aksi jalan kaki Porong-Jakarta. Kontras hanya memfasilitasi, membantu Hari selama berada di Jakarta, seperti untuk tempat tinggal.

"Jadi kita tidak dalam kelompok khusus untuk Hari Suwandi. Pendampingan yang kita lakukan selama dia di Jakarta, semisal untuk pendampingan hukum. Hari memiliki agenda sendiri, dan kita tidak melakukan komunikasi dari awal," jelasnya.

Sinung juga menerangkan, Kontras sudah mengecek keberadaan Hari di Wisma Surabaya, namun sudah pergi sejak Rabu (27/7) lalu tanpa pamit ke penjaga wisma. Hari pergi bersama istri dan rekan-rekannya. (detikNews)
      Berita Daerah  :

      Berita Nasional :