Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
KLATEN - Guguran lava lereng Merapi yang terjadi, Minggu (15/7/2012) sekitar pukul 18.00 WIB, juga menimbulkan kepanikan di lereng Barat Merapi.

Sejumlah warga dibuat panik dengan abu vulkanik yang menghujani sejumlah desa.
Senin, 16 Juli 2012

Keluarkan Asap Setinggi 1.000 Meter
Warga Lereng Merapi Diminta Tenang dan Tetap Waspada
Riyanto (31) warga Blondo, Mungkid, misalnya, dalam perjalanan mulai dari Secang hingga Mungkid dengan mengendarai sepeda motor, melihat jelas adanya abu yang jatuh.

"Tadi saya kira gerimis. Ternyata setelah saya berhenti dan melihatnya, ternyata hujan abu," katanya, Minggu (15/7/2012).

Petugas Pos Babadan Ismail, mengatakan, terjadi geliat pada Gunung Merapi pada Minggu petang. Pada pukul 18.02 WIB terjadi guguran yang cukup besar dan getaran serta suaranya terdengar jelas dari Pos Babadan.

Tak berselang lama, pada pukul 18.04 WIB terjadi guguran lebih besar dengan kapasitas sedang.

"Namun karena puncak Merapi tertutup kabut, kami di Pos Babadan tidak bisa merasakannya. Hanya memang ada hujan abu. Perlu dicatat bahwa status masih tetap aktif normal," katanya.

Camat Dukun, Siti Zumaroh mengatakan, memang terjadi hujan abu di beberapa desa terutama di bagian atas seperti Keningar, Paten, dan Sewukan.

Namun sesuai laporan yang diterimanya, hujan abu tidak merata. "Kami juga sudah koordinasi dengan petugas Pos Babadan. Bahwa itu adalah guguran lava dari letusan tahun 2010. Namun kondisi masih normal," kata Camat yang baru ditugaskan sekitar satu bulan di Dukun ini.

Zumaroh mengatakan, pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan para relawan dan jajaran lainnya untuk terus memantau setiap perkembangannya.

Namun ia menghimbau pada masyarakat agar tetap tenang dan jangan panik. "Kalau dari laporan yang saya terima, tadi memang ada hujan abu disertai pasir walaupun hanya sedikit. Jangan dibayangkan seperti saat Merapi meletus lalu," katanya.

Walau demikian, ia menghimbau pada masyarakat khususnya yang tinggal di sisi barat Merapi agar tetap tenang dan waspada dan tetap menjalin koordinasi.

"Kami imbau masyarakat melalui radio agar masyarakat tetap waspada dan tenang. Tapi pada dasarnya kami sudah siap apabila ada hal-hal yang mengharuskan mengambil langkah lebih lanjut," tegasnya.

Kepanikan serupa juga terjadi di sisi Timur Lereng Merapi. Warga di sekitar Selo, Boyolali sempat panik saat terjadi hujan abu dan suara gemuruh. Apalagi, warga juga sempat melihat asap menyembul dari puncak Merapi, setinggi sekitar 1.000 meter.

Kepala Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, meminta masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi tenang.

Ia mengimbau warga Provinsi DIY dan sekitarnya tidak panik dan terpancing segala macam isu yang kemudian merebak terkait aktivitas Merapi.

"Saya mendapat laporan terkait aktivitas Merapi dari Kantor BPPTK Yogyakarta. Saya tegaskan, tidak ada letusan, tapi hanya guguran," ujarnya kepada Tribun Jogja.

Menurutnya, asap tersebut muncul akibat gempa guguran Merapi. Demikian pula dengan hujan abu, merupakan hasil guguran tersebut. "Merapi tetap berstatus normal," tegas Surono.


sumber: tribunnews
Prosesi Labuhan Merapi, Kamis (21-6-2012)
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :