Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Bandar Lampung - Rusuh terjadi saat ratusan warga Lampung Selatan memprotes pembangunan patung Zainal Abidin Pagar Alam, kakek Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza dan ayah Gubernur Lampung Sjachroedin ZP. Patung mantan gubernur Lampung setinggi 10 meter itu berada di jalan protokol.

Massa yang dimotori Liga Mahasiswa Nasional Demokratik (LMND) dan menamakan diri Forum Rakyat Lampung Selatan Bersatu (Forlas Bersatu) membakar ban di sekitar patung yang tampak legam terkena asap dan bara.

Massa yang marah juga merusak perkantoran di sekitar lokasi patung. Belum puas, massa kemudian menyisir gedung Pengadilan Negeri (PN) Kalianda. Akibatnya, beberapa kaca di gedung pengadilan pecah oleh lemparan batu sebesar kepalan tangan.
Selasa, 03 Juli 2012

Demo Tolak Patung Ayah Gubernur Ricuh
Mobil Wakil Ketua PN Kalianda dan mobil salah seorang panitera juga hancur dilempari batu.
"Tidak hanya itu, seorang pegawai pengadilan pun mengalami luka bocor di kepala akibat terkena batu. Kondisi saat itu chaos, polisi kewalahan karena jumlah massa lebih banyak," ujar Afit Rufiadi, Humas PN Kalianda, Senin 30 April 2012.

Kerusuhan mulai terjadi pukul 13.00, akibat dari buntunya dialog antara massa pendemo dan perwakilan DPRD Lampung Selatan. Ketegangan sempat terjadi, hingga massa yang mulai emosi merusak pot-pot bunga dan benda apapun yang ada di pinggir jalan. “Ini bentuk kekecewaan kami terhadap wakil rakyat di Lampung Selatan!” seru seorang pendemo.
Selanjutnya massa memblokir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Kalianda. Akibatnya arus lalu lintas dari Bandar Lampung hingga Bakauheni dan sebaliknya macet hingga 10 kilometer.

Penantian satu bulan

Dalam kurun satu bulan ini, sedikitnya sudah tiga kali massa memprotes pembangunan patung Zainal Abidin Pagar Alam, dan pada setiap unjuk rasa yang dilakukan pasti berakhir bentrok. Aksi antara lain pernah dilakukan pada 13 dan 20 Maret 2012. Massa saat itu berniat merobohkan patung perak yang menelan anggaran hingga Rp1,3 miliar tersebut. Menurut Zainal, koordinator aksi, aksi unjuk rasa yang dilakukan semata untuk menyampaikan aspirasi bahwa pembangunan patung tersebut memboroskan anggaran saja. Massa meminta patung tersebut dirobohkan atau dipindahkan, karena menyakiti perasaan warga Lampung Selatan.

"Pemerintah Lampung Selatan sewenang-wenang dalam membelanjakan uang rakyat, dan mengenyampingkan kebutuhan rakyat yang mendesak. Pemda Lampung Selatan juga telah melakukan pengkhianatan terhadap rakyat. Bahkan DPRD Lampung Selatan juga harus bertanggung jawab karena menyetujui kebijakan yang tidak tepat sasaran itu,” ungkap Zainal.

Zainal juga mengatakan, nilai dana pembangunan patung tersebut akan lebih bermanfaat bila digunakan untuk pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan masyarakat yang lebih penting. Massa menuntut DPRD Lampung Selatan untuk memberikan jawaban atas tuntutan yang telah disampaikan pada saat aksi demo sebelumnya.

Usai Lempari Bupati, Massa Rusak Perkantoran

Paska insiden perobohan patung Zainal Abidin Pagar Alam, ricuh kembali terjadi di Kota Kalianda, ibukota Kabupaten Lampung Selatan, Senin 2 Juli 2012 siang. Sejumlah warga dan mahasiswa Lampung Selatan yang tergabung dalam Forum Rakyat Lampung Selatan Bersatu merusak beberapa kantor pemerintahan dan berbagai fasilitas umum seusai demo di kantor Pemkab setempat.

Gedung-gedung yang dirusak antara lain kantor badan perizinan, kantor penanaman modal, kantor badan ketahanan pangan, dan mes Dharma Wanita Lampung Selatan. Selain itu, fasilitas umum yang dirusak antara lain satu pos jaga polisi lalu lintas, sebuah mobil patroli, lampu lalu lintas, serta papan-papan reklame. Hingga kini kerugian belum bisa diperkirakan.

Peristiwa kerusuhan ini bermula saat ribuan warga tersebut mendemo Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza di lapangan Raden Inten, Kalianda. Massa menuntut Rycko meminta maaf kepada masyarakat, karena Rycko pernah mengeluarkan pernyataan yang dinilai melecehkan marga adat di Lampung Selatan dalam sebuah acara beberapa waktu lalu.

Rycko akhirnya memenuhi permintaan tersebut. Namun, saat menyampaikan permintaan maaf di atas panggung, Rycko malah dilempari botol air mineral. Ia akhirnya diamankan aparat kemanan setelah turun dari panggung. Entah siapa yang mengomandoni, massa tiba-tiba menjadi beringas dan mulai merusak fasilitas umum tersebut dan gedung perkantoran. Aparat kepolisian anti huru hara dan TNI berusaha menghalau massa yang kalap. Suasana bisa kembali mereda sekitar dua jam kemudian, massa mulai membubarkan diri. Suasana Kalianda kemudian kembali mencekam. Jalanan lengang, dan banyak warga yang belum berani keluar rumah. Aparat keamanan masih berjaga-jaga ketat di lokasi.

“Harusnya warga tidak bertindak seperti itu. Masalahnya kan sudah selesai, saya sudah minta maaf, tapi kenapa masih ada aksi perusakan,” kata Bupati kepada wartawan. Ia berharap polisi menindak tegas pelaku pengrusakan tersebut. Rycko juga meminta masyarakat tetap menjaga suasana tetap kondusif. (VIVAnews)
Usai Lempari Bupati, Massa Rusak Perkantoran (atas)
Patung Zainal Abidin Pagar Alam yang diprotes warga (bawah)

      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :