Dalam kompetisi yang diperuntukkan untuk pelajar tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas dan berlangsung di gedung National Science Center Kualalumpur tersebut, ada sembilan kategori robot yang diperlombakan.
SD Plus Rahmad Kota Kediri mengirimkan 10 siswa terbaiknya untuk lima kategori, yaitu Robot Run (Maze Solving), Robot Transporter, Non Programmed Line Tracer Robot, Indoor Aerial Robot serta Sumo Robot.
Dari lima tim yang diterjunkan, tiga di antaranya berhasil menyabet medali, yaitu satu medali emas dari kategori Robot Run (Maze Solving); dua perunggu dari kategori Robot Transporter; serta satu emas, satu perak, satu perunggu dari kategori Indoor Aerial Robot. Sementara dua kategori lain masih kurang beruntung.
Pendamping sekaligus pembimbing tim robot SD Plus Rahmad, Bambang Dwi Setiawan mengatakan, pihaknya berbangga dengan torehan prestasi itu. Sebab, menurutnya jika melihat waktu persiapan yang dilakukan sebelumnya, ia tidak menyangka akan berhasil sampai sejauh ini.
"Persiapannya mepet sekali, hanya sekitar 3 bulan saja. Sedangkan untuk mengajari anak-anak, juga membutuhkan ketelatenan ekstra," ujar Bambang, Rabu (30/5/2012).
Pembelajaran robot bagi siswa didiknya tergolong materi baru, sehingga pengajarannya pun dilakukan dari materi yang paling dasar mengenai hardware hingga materi pemrograman-nya. Bahkan para siswa itu sempat pula diajak studi banding belajar pembuatan robot ke perguruan tinggi di Surabaya.
"Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah pemupukan mental bertanding bagi anak-anak. Semuanya telah bekerja keras, ditambah pula strategi yang baik dalam bertanding juga menghasilkan kecepatan maupun ketepatan," imbuh guru komputer ini.
Damarjati Bagus Satrio, seorang anggota tim, mengaku sempat grogi saat bertanding. Selain karena keterbatasan teknologi dibanding rival-rivalnya, kerusakan elemen robot juga sempat menerpa timnya. Namun demikian ia cepat menguasai masalah dan akhirnya ia mampu memperbaiki dan menorehkan prestasi.
"Programnya sempat macet, tapi syukur setelah saya utak-atik akhirnya bisa digunakan lagi," ujar siswa yang baru duduk dibangku kelas empat ini. (kompas)