Apa yang menjadi objek penyerangan menurut Patek tidak ada hubungan sama sekali. "Apa hubungan Bali dengan Palestina. Sehingga jauh dari berhasil dan sudah menyimpang dari segi Syar'i," ucap Patek.
Melihat dari korbanya pun, meskipun banyak orang bule, tetapi menurut Patek mereka bukan orang Israel, bahkan akibat ledakan tersebut pun banya warga Indonesia yang menjadi korban. "Banyaknya korban yang mati dan luka-luka itu adalah kegagalan," ucapnya.
Menurut Patek dari segi misi jihad maupun fakta di lapangan, jelas bahwa bom Bali 2002 gagal karena tidak ada yang tercapai sama sekali.
Ia mengungkap kembali. Meskipun dirinya terlibat dalam pembuatan bom tersebut, tetapi memang sudah sejak awal itu, sudah bertentang dengan visi jihadnya, hati nurani, serta jiwanya.
"Saya menyesali kenapa saat itu tidak lapor. Sejak saya di Philipina selalu teringat kejadian itu sampai sekarang, karena bertentangan dengan agama," Patek menyesal.
Umar Patek: Demi Allah Saya Tidak Pernah Bertemu Osama
Terdakwa Umar Patek dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin (7/5/2012) bersumpah, dirinya tidak pernah bertemu dengan mantan pemimpin Al-Qaedaa, almarhum Osama Bin Laden.
Meski nama Osama tidak asing didengar di telinga Umar Patek, tetapi sampai ia ditangkap, mengaku belum pernah berjumpa.
"Demi Allah saya tidak pernah bertemu dengan Osama bin Laden," ucap Patek.
Ia pun tidak mengetahui mengenai pembiayaan pengeboman di Bali pada tahun 2002, begitu juga dengan target tempat yang akan diledakan. "Saya tidak tahu," ujarnya.
Selain itu, ia pun tidak tahu dengan Jamaah Islamiyah meskipun dirinya lama tinggal di camp Abu Bakar Ashiddiq ketika berjihad di Filipina. "Saya tahu tahun 2000-an dari radio," ujarnya.
Saat ia mendapat pengarahan dari Imam Samudera kalau dirinya ditugaskan membantu Sawad meracik bahan peledak, ia menyatakan ketidak setujuannya.
"Apa hubungannya Bali dengan Palestina, tidak ada, lebih baik kita bantu yang di sana (Palestina)," ujar Patek.
Namun, Imam Samudera beralasan bahwa dirinya tidak tahu jalan bagaimana masuk ke Palestina, sehingga lebih memilih melaksanakan aksi balas dendam di Bali dengan target orang-orang asing.
Patek pun kembali berargumentasi menanggapi penjelasan Imam Samudera. "Kalau tidak tahu kenapa tidak pergi ke yang lain (seperti Afghanistan, Chechnya) yang sudah ada pertempuran," ucapnya.
Lagi-lagi argumennya dimentahkan dengan niat keras dari Imam Samudra sampai akhirnya ia pun membantu peracikan bom di Bali.
"Setelah bicara dengan Imam Samudera, saya melihat tempat Sawad sedang meracik. Demi Allah saya begitu kaget dan cengang, ternyata banyak yang sudah dibuatSawad, kirain bom kota seperti bom Natal sebesar kotak tissu," unkapnya.
Dirinya mengaku tidak tahu bahan peledak itu asalnya dari mana, tetapi jumlahnya banyak sekali.
"Kemudian saya tutup kembali, karena saya belum lihat yang sebanyak itu," terangnya.
Termasuk pengantin yang akan melakukan aksi peledakan bom bunu diri, Patek pun tidak tahu menahu dengan rencana tersebut. (Tribunnews)