"LKS PLBJ terbitan PT MK ini tidak layak dikonsumsi siswa kelas II SD. Kalau dari penerbit lain, isinya cukup layak dikonsumsi siswa SD," kata Kepala SD Angkasa IX, Rohmad, Jumat (13/4/2012).
Ia mengakui dalam cerita berjudul "Bang Maman dari Kali Pasir" terdapat kalimat yang tak layak dikonsumsi untuk anak-anak. Sebagai gantinya, pihaknya berjanji akan mencari lembar kerja siswa (LKS) lainnya yang isinya lebih sopan dan mendidik.
Pihaknya juga menyayangkan tindakan penerbit yang memuat kata-kata istri simpanan. Selanjutnya, pihaknya juga akan memberi masukan kepada penulis buku LKS PLBJ kelas II SD terbitan PT MK agar ke depan perlu dilakukan kaji ulang.
Kasie Pendidikan Dasar (Dikdas) Kecamatan Makasar, Suharto, mengatakan sudah mengumpulkan kepala sekolah atau yang mewakilinya di Kecamatan Makasar.
Di wilayah tersebut, terdapat 48 SD negeri dan 17 SD swasta. Hasil pemeriksaan awal, ternyata hanya di SD Angkasa IX yang menggunakan LKS PLBJ terbitan PT MK.
Sedangkan LKS yang beredar di kecamatan itu, saat ini baru diketahui ada tiga. Namun, tidak menutup kemungkinan masih ada LKS yang beredar dengan penerbit berbeda-beda.
Agar kasus ini tidak terulang di kemudian hari, ia menyarankan pihak sekolah mendalami kurikulumnya, membedah buku yang akan dibeli, dan membuat kesimpulan buku mana yang layak dibeli. (BeritaJakarta)
Kantor Penerbit LKS "Istri Simpanan" Tidak Jelas
Penerbit CV Media Kreasi menjadi sorotan setelah buku Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk kelas dua Sekolah Dasar (SD) yang diterbitkan perusahaan tersebut meniau kontroversi karena memuat cerita soal Istri Simpanan.
Penelusuran Kompas.com ke alamat yang tercetak di LKS tersebut yakni di Perumahan Jombor Permai Blok A2, RT 3/RW 3, Sukoharjo, tidak tampak sebagai kantor penerbitan.
Di situ hanya ada sebuah rumah kosong. Tidak tampak aktifitas karyawan percetakan atau penerbit. Pintu tertutup rapat dan hanya sebuah kursi kayu di teras dan beberapa pasang sandal jepit.
Warga sekitar rumahtersbeut pun mengaku tidak tahu menahu, dan bahkan kaget apabila rumah berpagar bambu itu adalah sebuah kantor sebuah CV karena tidak ada papan nama CV Media Kreasi di depan rumah.
Meski demikian, Kompas.com berhasil menemui pemilik CV Media Kreasi, Haryanto. Ia mengakui kelalaian tersebut ada pada penerbit dan akan mempertanggungjawabkan hal tersebut.
"Saya meminta maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan terkait produk buku LKS. Hal tersebut merupakan tanggung jawab dari Media Kreasi dan mulai hari ini akan ditarik dari peredaran," kata Haryanto, Jumat (13/4/2012).
Ia mengatakan, total 5.000 eksemplar buku LKS bermasalah yang telah diproduksi CV Media Kreasi akan ditarik.
Namun, Haryanto menolak untuk memberikan keterangan kronologis bagaimana salah satu bacaan yang ada di dalam buku tersbeut bisa lolos produksi.
"Yang jelas ini adalah kesalahan dari CV, tidak hanya penulis atau editornya saja," ujarnya.
Tak lebih dari 30 menit dicegat wartawan, akhirnya Haryanto berpamitan untuk menuju ke bandara. "Saya akan ke Jakarta untuk menjelaskan dan mempertanggunjawabkan ke pihak Disdik," katanya. (kompas)