“Saya justru merasa kasihan mendengar apa yang disampaikan Ramadhan Pohan sebagai aktivis partai,” kata Wiranto di Solo, Sabtu, 3 Maret 2012. Ia mengatakan tuduhan itu merupakan pernyataan tendensius dan tak sesuai dengan realitas.
Wiranto menyatakan penggulingan pemerintahan di tengah jalan adalah inkonstitusional. “Kalau hal itu saya lakukan, untuk apa saya membuat partai dan ikut pemilu?” katanya.
Ia mengaku memiliki kesempatan besar merebut tampuk kepemimpinan pada 1998, tapi ia tak melakukannya lantaran tak sesuai dengan konstitusi. “Tidak membawa kemaslahatan kepada umat,” katanya.
Wiranto belum berencana membawa tuduhan itu ke jalur hukum. Ia hanya meminta Partai Hanura tidak bereaksi terhadap tuduhan itu. “Kasihan, masalah Partai Demokrat sudah terlalu banyak.”
Adapun Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arwani Thomafi tak melihat adanya upaya penggulingan Presiden. "Saya melihat belum ada upaya-upaya ke sana," ujarnya.
Dua hari lalu Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan telah mengendus aroma penggulingan Presiden Yudhoyono. Menurut Djoko, upaya penggulingan ini akan menggunakan isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk menggerakkan massa.
Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Abdul Hakim, menyatakan kekhawatiran akan adanya penggulingan Presiden bisa dihindari jika komunikasi di antara elemen politik terjalin dengan baik. "Sesuai dengan kontrak politik kami: kami ingin mengawal Yudhoyono sampai 2014. Sampai saat ini belum terpikirkan bagi kami untuk menggulingkan Presiden," ujarnya.
PKS, menurut Abdul Hakim, memang bersikap menolak kenaikan harga BBM. Namun, menurut dia, penolakan ini tak akan berakhir dengan upaya penggulingan Presiden. (tempo)