Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Sambas - Dusun Camar Bulan, Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat sempat menjadi buah bibir karena kasus patok perbatasan beberapa waktu lalu. Dusun yang mayoritas warganya bersuku Melayu ini termasuk dusun yang terisolir dari luar karena jaringan infrastrukturnya yang cukup sulit.

"Saya sudah tanya beberapa pakar ekonomi dan mereka bilang infrastruktur itu sangat penting. Terutama membangun desa terisolir seperti Temajuk," kata Bupati Sambas, Juliarti, usai peresmian pembangunan Camar Bulan, Kalimantan Barat, Sabtu (7/1/2012).
Selasa, 10 Januari 2012

Infrastruktur di Camar Bulan Parah, Banyak Anak SD Putus Sekolah
Menurut Juliarti, jika jalanan sudah diaspal atau sudah keras dan lebih bagus, ditunjang dengan dermaga yang bagus juga maka warga akan banyak mendapatkan manfaatnya.

"Kan lebih enak. Di sini sekolahan terbatas. Lihat banyak anak yang berhenti sekolah karena memang sekolahan jauh dan jalan menjadi hambatan. Tiada lain jalan itu harus dibuka," harapnya.

Detikcom bersama rombongan Kemenko Kesra melakukan perjalanan dari Pontianak menuju Camar Bulan untuk ikut meliput peresmian pemberian bantuan pemerintah kepada warga Camar Bulan. Dari Pontianak, rombongan menumpang kendaraan roda empat. Dengan kecepatan kurang lebih 90 km/ jam, mobil yang ditumpangi rombongan sampai di Kabupaten Sambas, sekitar 5 jam dari Pontianak.

Tak cukup sampai di situ, rombongan harus berjalan lagi menuju penyeberangan Tanjung Harapan, Teluk Keramat. Perjalan dilanjutkan dengan menggunakan kapal feri. Kurang lebih sekitar 15 menit, rombongan tiba di Teluk Kalong. Dari Teluk Kalong, masing-masing orang harus naik sebuah perahu. Mobil tak bisa ikut serta menyeberang.

Kurang lebih setengah jam dan disertai gerimis yang tak kunjung berhenti, rombongan tiba di Dermaga Kampung Ceremai, Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Di tempat ini ada sejumlah ojek yang mangkal. Ojek-ojek ini bisa mengantarkan warga menuju Desa Temajuk.

Ongkos ojek ini gila-gilaan. Tukang ojek mematok Rp 300-500 ribu per orang untuk pergi-pulang. Hujan gerimis pun berubah menjadi deras. Tak seorang pun berani menumpangi ojek menuju Camar Bulan. Jalanan menuju Camar Bulan saat hujan deras mengkhawatirkan.

Ada dua jalan alternatif menuju Camar Bulan. Pertama, melewati pesisir pantai dan yang satu lagi melewati jalur hutan. Beberapa warga mengaku jika dalam kondisi hujan, jalur pantai sangat sulit dilalui karena air pantai akan pasang. Kendaraan roda dua harus dipikul untuk sampai ke Camar Bulan melalui jalur pantai ini. Sedangkan bila melalui jalur hutan, jalanan sangat licin dan terjal.

Rombongan akhirnya menunggu kurang lebih 5 jam di dermaga yang kondisinya sangat memprihatinkan. Informasi kedatangan mobil dari Camar Bulan yang sebelumnya mengangkut Bupati Sambas Juliarti masih tidak jelas. Alhasil, setiap warga yang melintas dengan membawa motor dari Dermaga menuju Camar Bulan pun ditumpangi.

Jalan yang dilalui pun dipilih melalui jalur hutan. Sekilo, dua kilo, hingga 15 km, jalanan masih bisa dilewati meski rusak dan sempit. Setelah itu harus berhadapan dengan jalan tanah merah yang licin. Suasana saat itu sudah menjelang malam sekitar pukul 18.30 WIB.

Saat memasuki ruas jalan tanah liat, lebar jalan cukup besar, yakni sekitar 30 meter. Nantinya di atas jalan itu akan diberi aspal. Jangan harap melihat rumah penduduk di kiri dan kanan jalan. Maklum di sekitar jalan adalah hutan dengan pohon-pohon tinggi.

Motor yang melintas harus berjalan pelan-pelan karena kondisi jalan licin, berpasir dan berlubang. Ada beberapa jembatan dari batang kayu yang harus dilewati.

Sepanjang jalan, beberapa sepeda motor mogok di tengah jalan. Bahkan ada seorang warga harus terpisah dengan anaknya. Seorang ibu harus rela membiarkan anaknya dibonceng oleh orang tak dikenal di tengah jalan agar sampai ke Camar Bulan lantaran motornya mogok.

Perjalanan seperti ini harus ditempuh dengan waktu kurang lebih 3 jam. Beberapa kilo meter mendekati Desa Temajuk, jalanan sudah digenangi air yang cukup tinggi. Setiap motor harus berjalan stabil atau perlahan-lahan agar tidak mogok. Hingga akhirnya rombongan pun tiba di Desa Temajuk dengan kondisi yang sangat lelah.

Menurut para warga Camar Bulan, jalanan bisa dilalui selama 1-2 jam jika cuaca tidak hujan dan jalanan kering. Namun di saat hujan melanda, banyak tantangan yang akan dihadapi. Warga biasanya tak berani keluar menuju Kecamatan Paloh jika dalam kondisi hujan. Jika tetap nekat, warga harus mempersiapkan uang sebesar Rp 300-400 ribu untuk mengantisipasi jika motornya mogok atau mendapat kendala lainnya.

"Ya nggak beranilah kalau keluar ke Paloh cuma bawa uang Rp 100 ribu. Sudah jarang ketemu rumah warga nggak ada bengkel lagi. Sulit. Minimal itu bawa Rp 300 baru agak tenang jalan," kata seorang warga, Julkar (31).

Desa Temajuk dari Dermaga Kampung Cermai berjarak sekitar 48 km. Puluhan kilo meter jalanan itu kondisinya tidak sama. Ada yang aspal berlubang, jalanan berpasir, dan tanah liat yang licin saat hujan turun. (detikNews)
Infrastruktur utamanya jalan di Camar Bulan rusak Parah

      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :