Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya Jl. Ahmad Yani D-6 Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543 E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya Jl. Ahmad Yani D-6 Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543 E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Purworejo - majalahbuser.com, Kegelisahan ini terungkap pada acara dialog sastra dalam rangka peluncuran antologi puisi 3 penyair , yang mengambil tempat di Panti Wiloso Purworejo (26/11).
Antologi puisi berjudul Mata Jaman ini, ditulis oleh tiga penyair yaitu Budhi Setyawan (Purworejo), Jumari HS ( Kudus), dan Sosiawan Leak (Solo). Dalam kesempatan itu, dua dari penulis hadir untuk menjadi pembicara.
Minggu, 04 Desember 2011
“Banyak Guru Sastra Tidak Cinta Sastra”
Mereka sempat membacakan sendiri karya mereka. Bahkan Sosiawan leak, selain membacakan karyanya sendiri membacakan juga puisi karya Jumari HS untuk mewakili penulis yang tidak dapat hadir pada kesempatan ini.
“Banyak guru sastra yang sebenarnya tidak cinta sastra’ ungkap Sosiawan Leak, menanggapi keluhan dari Wahidin, salah satu peserta tentang sulitnya mengajarkan sastra di sekolah. Karena pada kenyataan yang di temui di sekolah, para murid menganggap puisi jauh lebih rumit dari rumus matematika. Karena tidak adanya rumus baku tentang sebuah puisi.
Apalagi puisi, karena puisi yang baik adalah puuisi yang tafsirnya tak akan selesai. Karena ketika itu selesai berarti otak kita mati. Ungkap penulis puisi yang lebih sering menyebut karyanya bukan puisi tapi lebih ke kritik sosial. Ungkapan kegelisahan atas situasi di sekitarnya.
Sebagai solusi atas sulitnya pengajaran sastra di sekolah guru dapat melaksanakan pengajaran di luar kelas. Agar siswa dapat lebih peka tentang alam dan keadaan sekitar. Selain itu guru dapat juga melibatkan para sastrawan untuk memacu semangat siswa.
Hal yang sama juga di ungkapkan Budhi Setyawan. menurutnya, perlu dibangun sinergi antara guru dan satrawan, karena pada dasarnya sastrawan juga berkewajiban memberikan pengajaran sastra di masyarakat. Sementara guru mengajarkan sastra di sekolah.
Acara malam itu juga di isi dengan pembacaan puisi oleh Ditha dari teater Ilalang juga Harjanto Jee yang membacakan puisi dengan iringan harmonikanya. Dengan terbitnya antologi puisi ini, diharapkan dapat menjadi pemacu semangat para sastrawan di daerah untuk berkarya. Juga menambah kecintaan terhadap sastra. (win)
dialog sastra bersama Budhi Setyawan (Purworejo) kiri, Sosiawan Leak (solo) kanan, Sukoso sebagai moderator (tengah)