Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Jakarta - Jaringan Antar-Iman se-Indonesia meminta agar stigma separatis tidak lagi dilekatkan pada rakyat Papua. Kisruh di Papua harus diselesaikan lewat jalan dialog tanpa kekerasan senjata.
Senin, 07 Nopember 2011

Hentikan Stigma Separatis di Papua
Puluhan aktivis Papua di Semarang, Rabu (26-10-2011), berunjuk rasa menuntut kedamaian di Bumi Cenderawasih

Dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (6/11/2011), para aktivis dalam Jaringan Antar-Iman se-Indonesia itu menyampaikan pesan-pesan damai yang menjadi hasil konferensi jaringan tersebut pada 13-15 Oktober 2011 di Yogyakarta.

Jaringan ini membahas berbagai hal tentang tanggung jawab negara dalam ketidakadilan dan kebebasan beragama yang terkekang. Konflik Papua menjadi bagian paling disorot oleh jaringan yang terdiri dari 459 orang itu. Salah satu pesan tentang Papua adalah upaya dialog antara Papua dan Jakarta.

"Mendukung secara penuh terwujudnya dialog damai, Jakarta-Papua, yang didorong oleh masyarakat sipil di Papua dan Jakarta, bahkan di seluruh Indonesia demi terciptanya keadilan dan perdamaian secara menyeluruh dan bermartabat di tanah Papua dalam tempo sesingkat-singkatnya," ujar aktivis dari Institute for Interfaith Dialogue in Indonesia (Interfidei), Elga Joan Sarapung, di Gedung Griya Upakara, Jakarta, Minggu.

Selain itu, mereka meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memerintahkan kepada Panglima TNI dan Kepala Polri untuk ikut menciptakan suasana kondusif dengan memberlakukan penghentian semua operasi militer, penghentian semua operasi teritorial, ataupun penangkapan yang bisa mengganggu upaya dialog. "Mereka datang dengan senjata, mencari orang-orang tanpa surat perintah, membuat ketakutan warga," kata Elga.

Pesan lainnya, kata Elga, penghentian semua operasi intelijen, ataupun operasi penggalangan yang bersifat negatif yang bisa menghancurkan upaya dialog damai di "Bumi Cenderawasih". Para aktivis juga mendesak pemerintah untuk menjamin keselamatan individu maupun kelompok yang memiliki kepentingan ataupun partisipasi dalam proses dialog. Mereka juga meminta pihak yang berkompeten, antara lain kementerian-kementerian fungsional, untuk menyelesaikan masalah-masalah PT Freeport.

"Kami meminta semua pihak untuk menghentikan stigmasasi orang Papua sebagai kelompok separatis," ujar Elga.

Semua pesan ini harusnya diupayakan melalui dialog. Menurut aktivis dan tokoh agama, Johan Efendy, dialog tak bisa hanya berlangsung singkat. Proses menuju perdamaian dapat berlangsung selama bertahun-tahun, tetapi akan lebih baik dibandingkan pendekatan menggunakan senjata. "Ini harus diperjuangkan. Kalau tidak, selamanya konflik akan terjadi terus," ujarnya. (kompas.com)
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :