Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Kediri - Bentrok antarperguruan silat Kera Sakti dengan PSHT yang terjadi di Jombang merembet ke Kota Kediri.

Bony (22) seorang pendekar PSHT dikeroyok sekitar sembilan anggota Kera Sakti di tempat kosnya Jl Mastrip, Kota Kediri, Sabtu (19/11/2011) petang.
Senin, 21 Nopember 2011

Bentrok 1 Pendekar PSHT vs 9 Pendekar Kera Sakti di Kediri
Sempat terjadi duel hingga beberapa jurus antara korban Bony dengan sejumlah pengeroyoknya. Karena dikeroyok, korban sempat dipukul dan ditendang hingga terluka di bagian tubuhnya namun lukanya tidak sampai parah. Korban telah dimintakan visum.

Kasus bentrok antarperguruan silat itu saat ini ditangani Polsek Mojoroto. Petugas telah meminta keterangan tiga orang saksi masing-masing korban Bony serta Sanco (23) mahasiswa anggota Kera Sakti dan Nato (35) pemilik tempat kos anggota Kera Sakti.
Informasi yang dihimpun Surya (Grup Tribunnews.com) menyebutkan, Bony mahasiswa asal dari Timor Leste saat ini sedang kuliah di salah satu sekolah kesehatan di Kota Kediri. Di kampus korban bergabung dengan PSHT serta rutin melakukan latihan silat.

Diduga sejumlah pria yang mendatangi tempat kosnya juga berasal dari Timor Leste namun mereka berbeda perguruan silatnya yakni Kera Sakti. Karena saat mendatangi tempat kos korban menuding Bony sok jagoan serta menantang duel. Korban yang saat itu berada di kamar kosnya sempat ditarik keluar serta ditantang duel. Namun perkelahian itu bukan satu lawan satu tapi satu lawan sembilan penyerang. Pengeroyok menuding korban sok jagoan.

Sejauh ini polisi masih menyelidiki kejadian tersebut berlatar belakang sentimen pribadi atau persaingan sesama perguruan silat. “Kami masih memeriksa saksi-saksi. Karena pelakunya setelah kejadian keburu kabur,” jelas Kompol Dody Eko Wijayanto, Kapolsek Mojoroto.


Satu Batalyon Polisi Berpatroli Pascabentrok Pendekar Silat

JOMBANG - Sepekan setelah terjadi tawuran pesilat Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti versus Persaudaraan Setia Hati (PSHT) di kawasan hutan Desa Sukodadi, Kabuh, Polres Jombang terus melakukan patroli di kawasan TKP (tempat kejadian perkara) itu.

Bahkan hari ini, diterjunkan satu batalyon pasukan  di kawasan hutan kabuh dan sekitarnya. Pasukan dipimpin langsung Kapolres Jombang, AKBP Marjuki. Mereka berpatroli guna mengantisipasi kemungkinan bentrok susulan, sekaligus sebagai show of force (pamer kekuatan).

Kapolres AKBP Marjuki melalui Kasubag Humas AKP Yogas mengungkapkan, patroli akan terus dilakukan hingga situasi benar-benar kondusif. “Patroli ini juga sebagai langkah show of force. Kami berharap dengan banyaknya anggota yang berpatroli, pihak-pihak terlibat bentrok tidak akan mengulangi ulahnya,” kata Yogas, Minggu (20/11/2011).

Dalam patroli itu, imbuh Yogas, polisi juga merazia kendaraan yang lewat. Baik kendaraan roda dua maupun roda empat. "Sasarannya pengedara yang membawa senjata tajam dan alat-alat berbahaya lainnya," kata Yogas.

Seperti diketahui rombongan truk berisi ratusan anggota IKSPI Kera Sakti Lamongan yang sedang dalam perjalanan menuju Lamongan usai kenaikan tingkat di Madiun, diserang ratusan orang bersenjata tajam, batu, dan bom molotov yang diduga anggota PSHT, Minggu (13/11/2011) lalu.

Akibat kejadian itu, enam anggota IKSPI Kera Sakti mengalami luka bacok dan dilarikan ke RSUD Jombang. Bahkan satu diantaranya dalam kondisi kritis, dan dirujuk ke RS dr Soetomo Surabaya.

Benih permusuhan antara dua perguruan silat tersebut diduga sudah sudah ada sejak lama. Informasi yang dihimpun menyebutkan, mulai 2009 hingga 2011 ini sudah lebih dari tiga kali terjadi bentrokan antara PSHT dan IKSPI KS. Salah satunya kasus perusakan mobil milik anggota KS di Desa Tanjungwadung Kabuh November tahun lalu. (Tribunnews)
ilustrasi perkelahian pendekar silat
      Berita Daerah  :

      Berita Nasional :