Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Jakarta - Sebanyak 5 dari 127 gunung api aktif di Indonesia berstatus siaga atau level III. Sementara 18 gunung lainnya berstatus waspada.

Gunung api aktif berstatus siaga itu diantaranya Gunung Gamalama, Papandayan, Karangetang, Lokon dan Krakatau.
Rabu, 14 Desember 2011

BNPB: 5 Gunung Berstatus Siaga dan 18 Waspada
18 Gunung waspada adalah Gunung Sundoro, Anak Ranakah, Tambora, Lewotobi Laki-laki, Soputan, Ibu, Lewotobi Perempuan, Marapi, Bromo, Dieng, Gamkonora, Sinabung, Talang, Kerinci, Semeru, Sangangapi, Dukono dan Sorik Marapi.

"Menurut PVMBG, terhitung 12 Desember 2011, pukul 16.00 WIB Gunung Sorik Marapi dinaikkan statusnya dari normal atau level I ke Waspada atau Level II," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya, Selasa (13/12/2011).

Dalam data bulan November 2011, lanjut Sutopo, tercatat 1 kali gempa vulkanik (VA), 1 kali gempa tektonik lokal (TL), dan 27 kali gempa tektonik jauh (TJ). Pada 1-10 Desember 2011, 1 kali VA, 4 TL, dan 9 TJ. Sementara pada 11 Desember 2011, terekam 17 VA, 12 Desember 2011, pukul 00.00-12.00 WIB terekam 79 VA, pukul 06.30-06.40 WIB terekam tremor vulkanik.

"Masyarakat diharapkan tetap tenang, ikuti arahan BPBD setempat. Masyarat juga diminta untuk tidak mendekati dalam radius 1,5 KM dari kawah aktif. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di Kawasan Rawan Bencana II agar tetap Waspada," ujarnya.

Sedangkan pada Gunung Gamalama, telah terjadi rangkaian letusan pada 12 Desember 2011, pukul 17.52, 18.04, 18.05 dan 18.06 WIT. Asap letusan terlihat berwarna kelabu dengan ketinggian masing-masing 500, 1.000, dan 1500 m dari puncak.


6 Jenis Alat Pemantau Dipasang di Gunung Sindoro

Aktifitas Gunung Sindoro yang berada di perbatasan Wonosobo dan Temanggung, Jawa Tengah sampai saat ini masih fluktuatif. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bersama Balai Pennyelidikan dan Pengembangan Kegunangapian (BPPTK) Yogyakarta Minggu(11/12/2011) memasang sebanyak enam jenis alat pemantauan gunung berapi.

Keenam jenis alat itu adalah seismograf short periode(3 buah), seismograft broadband(2 buah), tiltmeter(satu buah), electronic distance measurement(EDM) dengan dua reflektor, kamera inframerah (satu buah) dan mini differential optical absorption spectrometer (DOAS) satu buah. Mengenai pemasangan enam jenis alat pemantau itu disampaikan oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Sindoro dan Sumbing (PGSS) di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Temanggung, Jateng Sumaryanto, Minggu (11/12/2011).

“Sindoro masih cenderung fluktuatif (naik turun) aktifitasnya). Makanya sekarang dipasang sebanyak enam alat untuk memantau secara dekat dan ketat,” jelas Sumaryanto. Sumaryanto mengungkapkan berdasarkan data terakhir, pada 10 Desember 2011 aktifitas Sindoro masih tetap berstatus waspada level II. Suhu udara 24-28 derajat celcius, kelembaban udara 78-81 persen. Data seismik tercatat muncul sebanyak sembilan kali gempa vulkanik dalam (VA), 22 kali gempa vulkanik dangkal (VB) dan 27 kali gempa hembusan.

Sebelumnya pada 8 Desember 2011 suhu ucara 23-28 derajat celcius kelembaban udara antara 80-82 persen. Data seismik tercatat satu keali gempa tektonik jauh, satu kali gempa tektonik lokal dan 11 kali gempa hembusan.

Kemudian pada 9 Desember 2011, suhu udara antara 24-26 derajat celcius, kelembaban udara antara 79-83 persen. Data seismik tercatat satu kali gempa tektonik jauh, satu kali gempa tektonik lokal, lima kali gempa hembusan dan satu kali gempa tremor.

Kasub Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi Wilayah Barat PVMBG Bandung Hendra Gunawan menjelaskan keenam alat itu dipasang di kawasan puncak dan lereng Sindoro serta di Pos Pemantauan Gunung Sindoro.

Seismograft short period dan seismograf broadband untuk memantau aktifitas kegempaan, tiltmeter dan EDM untuk mengukur tekanan uap panas dan animali panas dikawasan puncak gunung.

“Alat ini untuk memudahkan pengambilan keputusan,” ungkap Hendra Gunawan. Hendra Gunawan mengungkapkan sebetulnya keenam alat itu sudah harus dipasang Sabtu (10/12/2011) kemarin. Namun, karena petugas dari BPPTK Yogyakarta baru datang hari ini maka begitu datang petugasnya langsung dipasang.

“Begitu dipasang maka langsung akan dioperasikan untuk memulai pemantauan gunung Sindoro secara detail,” turu Hendro Gunawan. Hendro menambahkan alat pemauntauan ini nantinya juga akan disambungkan ke pemauntauan gunung Merapi di Desa Babadan, Kecamatan Dukun, Magelang, Jateng. Dari sana bisa dipantau mengenaik aktifitas kegempaan yang terjadi di Sindoro.

“Hanya aktifitas kegempaanya yang bisa dipantau di pos pemantauan Gunung Merapi di Pos Babadan, Magelang,” ungkap Hendro. (detiknews)
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :

Gunung Anak Krakatau status siaga