Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Jakarta - Tersangka kasus korupsi cek pelawat Nunun Nurbaetie mendapatkan pengawalan yang ketat dari kepolisian. Tidak kurang 50 personil polisi dikerahkan untuk mengamankan kedatangannya di gedung KPK, Jakarta, Sabtu 10 Desember 2011.

Selain itu, Nunun juga dikawal oleh belasan pasukan gegana. Seakan tidak cukup, sampai di situ saja, Nunun juga ternyata diketahui mengenakan rompi anti peluru.
Minggu, 11 Desember 2011

Masuk KPK, Nunun Diberi Rompi Anti Peluru
Nunun Nurbaeti keluar dari gedung Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) setelah menjalani pemeriksaan sekitar 4 jam

"Iya betul," kata AKBP Yossie Paulus, Kepala Bagian Operasional Polres Metro Jakarta Selatan saat ditemui di gedung KPK, Jakarta, Sabtu 10 Desember 2011.

Yossie mengatakan, hal tersebut bertujuan untuk mengamankan kedatangan Nunun Nurbaetie ke KPK.

Nunun sendiri tiba sekitar pukul 19.30 menggunakan mobil Panther berwarna silver dengan nomor polisi B 2375 GU bersama lima mobil lainnya.

Mengenakan jilbab warna abu-abu dengan motif kotak-kotak putih, istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu memasuki gedung KPK dengan tergesa-gesa. Seorang wanita dengan jilbab merah muda juga terlihat mengawalnya.


Kronologi Penangkapan Nunun Nurbaetie

Nunun Nurbaetie akhirnya tiba di Jakarta setelah tertangkap oleh kepolisian Thailand. Menurut Ketua KPK Busyro Muqoddas, sejak awal pihaknya terus menerus berusaha mencari dan menemukan Nunun.

“Keberhasilan ini tidak bisa lepas dari upaya sistemik dan sinergis, terutama Mabes yang telah mengeluarkan Red Notice, dan Interpol,” kata Busyro di Jakarta, 10 Desember 2011. “Melalui KBRI, kita juga telah mengajukan ekstradisi. Kami juga melakukan koordinasi dengan Dirjen Imigrasi untuk pencabutan paspor Nunun,” ucapnya.

Setelah itu, KBRI Thailand meneruskan permintaan tersebut ke pihak kepolisian Thailand. “Polisi Thailand pun melakukan upaya pencarian dan sampai pada akhirnya Nunun ditemukan pada hari Rabu lalu,” ucapnya.

“Sejak keluar Surat Perintah Dilakukannya Penyidikan (SPDP) dengan tersangka NN, KPK mengirimkan Red Notice lewat Mabes dan diteruskan ke Interpol,” kata Chandra Hamzah, Wakil Ketua KPK, pada kesempatan yang sama. “Setelah itu Interpol meneruskan ke seluruh negara,” ucapnya.

Chandra menyebutkan, KPK juga melakukan permohonan ekstraidisi. “Setelah mendapatkan laproan bahwa yang bersangkutan ada di Thailand, kita ajukan ekstradisi pada semester satu 2011. KBRI lalu ke pengadilan,” ucapnya. “Baru bulan Juni keluar putusan untuk menangkap yang bersangkutan kalau ia ada di Thailand,” ucapnya.

Setelah itu, kata Chandra, pihaknya lalu menindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan kepolisian Thailand, sejauh mana putusan pengadilan ditindaklanjuti kepolisian Thailand. “Lebih banyak kami yang kesana, untuk tindak lanjuti kasus ini,” kata Chandra. “Polisi Thailand juga terus mencari keberadaan ibu Nunun Nurbaetie,” ucapnya.

Akhirnya, Chandra menyebutkan, pada hari Kamis kemarin, pimpinan KPK dapat informasi dari kepolisian Thailand bahwa mereka telah mendapatkan informasi dan menangkap seseorang yang diduga Nunun Nurbaetie. “Lalu kita kordinasi dengan polisi Thailand dan kita cocokan. Kemudian kami yakin bahwa yang ditemukan polisi Thailand adalah ibu Nunun,” ucapnya.

“Atas informasi itu, tim KPK berangkat ke Thailand, dan tim kedua berangkat hari Jumat,” ucap Chandra.

Di Thailand, Chandra menyebutkan, pihaknya melakukan diskusi atau meeting untuk mengembalikan NN ke KPK. Kami juga koodrinasi dengan polisi dan KBRI di Bangkok. “Setelah itu KBRI mengeluarkan surat perjalanan paspor untuk memulangkan NN ke Jakarta,” ucapnya.

Setelah itu, kata Chandra, polisi Thailand membawa Nunun ke pesawat Garuda Indonesia yang sedang parkir di bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand. “Tim kami ada di pesawat. Polisi Thailand membawa Nunun ke pesawat dan saat itu penyidik kami menyampaikan surat perintah penangkapan,” ucapnya. “Setelah tertangkap, yang bersangkutan dibawa ke Jakarta,” sebut Chandra.

Saat penangkapan, Chandra menyebutkan, pihaknya menemukan paspor yang pernah dicabut. “Pada saat pencegahan dan keluar SK pencabutan, paspor inilah yang dicabut. Saat ditangkap, paspor itu ada pada orang tersebut. Karena itulah kita bisa meyakinkan bahwa yang bersangkutan adalah memang benar Nunun Nurbaetie,” ucapnya.

Pesawat kemudian terbang pukul 14.30 dari Thailand dan akhirnya Garuda bernomor GA 867 itu mendarat di Soekarno Hatta pukul 6 kurang 15 menit. “Kini Nunun berada di KPK, sedang diperiksa secara administrasi dan kesehatan,” kata Chandra. “Rencananya, ia akan ditahan di Rutan Pondok Bambu,” ucapnya. (eh)(VIVAnews)
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :