Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Jakarta - Tantangan bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke depan tidaklah semakin ringan. Menjelang pemilu 2014, potensi korupsi di kalangan politisi malah semakin besar. Karena itu, politisi adalah musuh terbesar KPK.
Senin, 30 Januari 2012

ICW: Musuh Besar KPK adalah Politisi
"Ke depan musuh besar KPK adalah politisi, banyak yang akan dihadapi KPK," kata Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Danang Widoyoko.

Hal tersebut dia sampaikan saat menyampaikan refleksi pemberantasan korupsi tahun 2011 dan proyeksi tahun 2012 di kantor ICW, Jl Kalibata Raya, Jakarta Selatan, Minggu (29/1/2012). Sedianya dalam diskusi tersebut bakal hadir Ketua KPK Abraham Samad, namun dia membatalkan kedatangannya satu jam sebelum acara.

Danang menjelaskan, menjelang pemilu adalah saat-saat paling membahayakan bagi APBN dan APBD. Saat itulah, banyak proyek-proyek pemerintah disalahgunakan dan dikeruk uangnya untuk kepentingan partai politik.

Tidak hanya itu, pencarian dana parpol bakal merambah ke sektor sumber daya alam. Sejumlah aset bakal dimanfaatkan para pemangku jabatan untuk menambah pundi-pundi kas mereka di partai.

"Belum ada solusi partai supaya independen. Partai masih tergantung pada cukong-cukong besar," tuturnya.

Kasus-kasus besar yang ditangani KPK seperti kasus cek pelawat, kasus wisma atlet, kata Danang berawal dari pengumpulan dana partai politik.

Karena itu, ICW mengusulkan agar partai segera membuat sistem pengumpulan dana yang transparan. Selain itu, perlu ada pembatasan sumbangan pada partai politik.

"Kalau yang nyumbang perorangan Rp 100 ribu ya kasih aja. Beda kalau penyumbang besar, sebelum duitnya dikirim maunya sudah sampai duluan," jelas Danang. (detiknews)
ilustrasi: demo-di-kpk
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :