Soekarwo berharap, pihak keamanan bisa mencegah meluasnya aksi kekerasan dan menengahi pertikaian kedua kubu. "Terkait itu kami telah berkoordinasi dengan Kapolda Jatim," lanjutnya.
Pemprov Jatim juga akan bertemu dengan tokoh-tokoh agama di beberapa daerah sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi konflik serupa.
Dijelaskan dia, konflik dua kelompok yang berujung pada pembakaran kompleks pesantren Islam Syiah, Nangkernang, Sampang, sejatinya berawal dari masalah keluarga, dan sudah berlangsung lama.
Pihaknya mengaku, bersama Majelis Ulama Indonesia dan Pemerintah Sampang, sudah berusaha mendamaikan kedua kelompok tersebut. "Dulu sudah kami lakukan pendekatan. Itu kakak beradik terlibat konflik yang tak kunjung terselesaikan. Hingga akhirnya merembet ke persoalan agama," kata Pakde Karwo, nama akrabnya.
Sebelumnya, MUI Jatim menyarankan warga Syiah di wilayah tersebut agar direlokasi ke tempat lebih aman. "Konflik itu akan terus terjadi, jalan keluarnya kelompok itu harus dipindah," kata Ketua MUI Jatim Abdussomad Buchori.
Seperti diketahui, pesantren milik warga Syiah di Nangkernang, Sampang, Madura dibakar massa, Kamis 29 Desember 2011, sekitar pukul 9.15 WIB.
Tak hanya tempat ibadah, beberapa rumah warga juga turut dibakar massa. "Ada tiga buah rumah, dan satu musala yang notabene ditempati kelompok Syiah dibakar," kata Kepala Bidang Humas Polda jatim, Kombes Pol Rahmad Mulyana kepada wartawan.
Massa juga akan membakar sejumlah rumah lainnya. Namun usaha itu dicegah oleh aparat. (VIVAnews)