Sedangkan sejumlah jabatan yang disertijabkan diantaranya, 15 kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di 15 kecamatan, Kepala Bidang (Kabid) Ketegaan, Kabid Jalamitra, Kabid SMP/SMA, Kabid TK/SD, Sekretaris Dispora dan sejumlah jabatan eselon III dan IV lainnya.
Sertijab di Dispora ini merupakan tindak lanjut dari mutasi 282 pejabat eselon III dan IV yang dilakukan Bupati Tuban KH Fathul Huda pekan kemarin.
Pantauan di lokasi perhelatan menyatakan, geger di acara itu bermula dari protes sejumlah pejabat yang tiba-tiba posisinya ditempati orang lain. Sementara pejabat bersangkutan yang dinonjob tak jelas nasibnya dan bahkan tak diketahui pula kesalahannya.
Disaat acara akan dimulai, salah seorang mantan Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Bancar, M Sholeh, melakukan protes. Dia menyatakan, kebijakan yang dilakukan Kepala Dikpora telah menyalahi aturan yang mengatur prosedur pengangkatan dan pemberhentian pejabat.
"Saya mwewakili teman-teman yang dinonjob tanpa alasan jelas ini, untuk meminta penjelasan dari Pak Tris (Kepala Dinas Dikpora Tuban, Sutrisno-Red) tentang masalah ini. Penonjoban ini jelas sebagai pelanggaran prosedur," tegas M Sholeh dalam protesnya dalam acara tersebut.
Tokoh pendidikan Tuban asal Kecamatan Kerek ini, tetap menyampaikan berbagai argumentasinya. Sementara Sutrisno yang duduk didampingi Ketua PGRI Tuban, Hadi Tugur, gelagapan. Ia mencoba memberi jawaban, namun langsung diprotes dan dicerca pertanyaan lagi.
Aksi tersebut mendapat dukungan puluhan pejabat yang menghadiri acara tersebut. Bahkan, mereka melakukan aplaus terhadap sikap yang dilakukan M Sholeh. Sejumlah pejabat mencoba menenangkan, namun suasana makin bertambah panas.
Bahkan, Kabid Keteganaan Dikpora Tuban yang baru dilantik Didik Purwanto yang menggantikan Gembong, sempat ikut menenangkan M Sholeh. Didik, mantan Komandan Banser Ansor Tuban itu mencoba merangkul M Sholeh. Namun, saking kuatnya rangkulan Didik yang mencoba mereda emosi M Sholeh dianggap sebagai percobaan memiting.
Akibatnya, M Sholeh meronta dan terlihat seperti sikap melawan. Mereka nyaris baku hantam jika tidak segera dilerai para undangan. Kejadian singkat itu, memantik emosi para pejabat lainnya. Hingga sejumlah pejabat langsung menengahi mereka. Kisruh tersebut tak berlangsung lama, karena sejumlah pejabat menenangkan suasana. Acara pun diteruskan hingga tuntas.
Ditemui usai acara, M Sholeh menyatakan, penonjoban yang dilakukan terhadap pejabat di Dikpora Tuban ini telah menyalahi prosedur dan aturan hukum. Mereka dinonjob dari jabatan tanpa alasan jelas sebagai bentuk pendzaliman.
Ditambahkan, ada 15 dari 20 Kepala UPTD Dikpora dinonjob tanpa alasan jelas. Belum lagi seluruh Kabid dan Sekretaris Dikpora yang diganti tanpa kejelasan nasib dari para pejabatnya.
"Pemberhentian jabatan tanpa alasan jelas yang terjadi ini, jelas sebagai bentuk pendzaliman. Mestinya harus jelas alasan dan prosedur dari pergantian pejabat," tegas M Sholeh kepada wartawan usai sertijab di halaman kantor Dinas Dikpora Tuban di Jalan Wahidin Suditro Husodo-Tuban.
Ditemui terpisah Kepala Dinas Dikpora Tuban, Sutrisno menyatakan, pergantian jabatan yang dilakukan saat ini masih dalam proses. Pihaknya akan mengevaluasi dan jangan ditanggapi secara berlebihan terkait pergantian pejabat di lingkungan dinasnya.
"Semuanya masih dalam proses, mereka adalah sahabat dan kawan-kawan saya. Makanya hal ini akan dilakukan penataan lagi, apalagi poesesnya kan masih belum selesai," tegas Sutrisno. (detikSurabaya)