"Makanan yang tidak cukup juga berkaitan dengan food security Lantas, di dunia ini ada ratusan juta (orang) yang tidurnya tidak nyenyak karena perutnya lapar. Masih ada yang mengalami persoalan itu, maka ada persoalan dengan food security," kata SBY dalam acara Food Security Summit, di JCC, Jakarta, Selasa (7/2/2012)
Ia mengatakan pangan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi umat manusia. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kapasitas untuk memproduksi pangan harus bisa berperan dengan kerjasama internasional di bidang pangan.
SBY menambahkan ancaman ketahanan pangan juga terjadi di dalam negeri. Namun pemerintah akan berupaya terus mengatasi masalah itu, terkait dengan kasus kekurangan pangan, masalah produksi pangan bagi petani dan lain-lain.
"Pada 2006 bulan Juli, berkunjung ke Papua. 6 bulan sebelumnya ada kasus kekurangan pangan bahkan ada satu dua yang meninggal. Pemerintah bergerak cepat dalam waktu 6 bulan melakukan sesuatu dengan pemda, penduduk lokal memastikan untuk bercocok tanam yan tahan gangguan. Saya datang ada perubahan signifikan," katanya.
Pada kesempatan itu juga SBY menuturkan kisahnya soal kondisi masyarakat Indonesia yang masih rentan dengan ketahanan pangan. Misalnya, ia bercerita soal kunjungannya ke kampung nelayan, bertemu dengan petani kedelai yang kehidupannya tidak berkembang sehingga secara langsung mempengaruhi produksi pangan.
"Kalau insentif petani, nilai tukar kecil mereka tidak mau menanam. Akan berkaitan dengan supply. Maka ini juga mengganggu food security," katanya.
Ia juga menuturkan kisahnya saat berkunjung ke para petani bawang merah di Brebes yang mengeluhkan rendahnya harga jual produksi mereka. Jika ini dibiarkan maka akan berkaitan dengan ketahanan pangan. Apalagi disaat yang bersamaan permintaan pangan terus bertambah dengan produksi yang berlawanan.
"Demand akan terus meningkat karena penduduk bertambah. Kedua, middle class juga meningkat sehingga membuat komoditas pangan itu meningkat dan meningkatkan daya beli karena mengkonsumsi pangan lebih besar lagi," katanya.
SBY mengakui beberapa permasalahan lainnya yang masih dijumpai di dalam negeri terkait ketahanan pangan antaralain kasus kekeruagnan gizi dan pangan. Masalah penghasilan petani yang masih rendah, produksi yang turun dan lain-lain.
"Mari tidak lengah dan sungguh sangat serius untuk menemukan cara efektif untuk mengatasi masalah itu. Orang cerdas adalah mengubah krisis menjadi peluang, jika kekurangan beras, itu bukan masalah tapi peluang dan ruang untuk memproduksi sesuatu. Sehingga ekonomi tumbuh dan kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi, berpikir dari krisis ke opportunity," katanya.
(detikFinance)