Sayang upaya tersebut gagal. Soekarwo tetap kukuh tidak mencabut SK tersebut dan mempersilahkan masyarakat Blitar mem-PTUN-kan dirinya.
Dari pengamatan, Senin (19/3/2012), kepala sapi ditaruh di atas meja. Di kanan kirinya diletakkan kemenyan yang dibakar dan aneka macam kembang wangi. Kepala sapi itu berdiri paling depan sendiri, bahkan masuk di halaman kantor gubernur.
Dari penjelasan Agus, salah satu warga Blitar, alasan dipilihnya kepala sapi berkaitan erat dengan sejarah antara Blitar dan Kediri. Dahulu kala, penguasa Kediri, Jenggolo Manik, mempunyai seorang putri bernama Dewi Kilisuci.
Karena kecantikannya, banyak yang melamar. Tetapi lamaran itu selalu ditolak hingga ada 2 orang berniat melamar. Tetapi mereka bukanlah manusia seutuhnya karena mereka berkepala binatang. Yang pertama adalah Mahesa Suro yang berkepala kerbau dan yang kedua adalah Lembu Suro berkepala sapi.
"Meski berkepala binatang, tetapi mereka sangat sakti," ujar Agus.
Saking saktinya kedua orang itu, baik raja dan putri takut menolak lamarannya. Untuk menggagalkan lamaran, Dewi Kilisuci mengajukan syarat agar dibuatkan dua sumurdi atas puncak Gunung Kelud. Sumur tersebut masing-masing harus berbau amis dan harum dan harus selesai dikerjakan dalam waktu semalam.
Dengan bantuan jin, kedua orang sakti itu dapat menyelesaikan pekerjaannya. Melihat itu, Dewi Kilisuci tambah ketakutan. Mulailah ia dengan muslihatnya. Kilisuci meminta kedua orang itu agar masuk sumur buatannya guna membuktikan bau amis dan wangi yang dikeluarkan sumur.
Begitu Mahesa Suro dan Lembu Suro masuk sumur, dari atas dijatuhkanlah batu-batu besar. Kedua orang sakti itu pun menemui ajal tertimbun batu.
"Itu adalah muslihat penguasa Blitar," tukas Agus.
Sementara sekitar 7 wanita berparas ayu juga dikerahkan dalam aksi demo. Wanita-wanita bening itu keluar ketika demo akan bubar. Rupanya pengerahan wanita-wanita ayu itu menina bobokkan polisi. Dengan munculnya paras-paras cantik, para polisi santai saja menghadapi para pengunjuk rasa yang terlihata akan membubarkan diri dengan tertib.
Namun sejurus kemudian, perintah masuk dan serbu dari korlap membuat polisi gelagapan. Polisi yang tak siap semburat mencari pentungan dan tameng yang tidka mereka bawa dan mereka letakkan di belakang.
Sayangnya kepala sapi dan pengerahan wanita cantik tak membuat Soekarwo bergeming. Kesaktian Lembu Suro dan paras ayu tak membuat Soekarwo membatalkan SK Gubernur Jatim no 18 tahun 2012 tentang batas wilayah Pemkab Blitar dan Kediri di Gunung Kelud. (detikSurabaya)