Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Jakarta - Politikus Partai Golkar yang dikenal sebagai aktivis perempuan Nurul Arifin menilai pelarangan rok mini di DPR bagai membuka kelemahan Ketua DPR Marzuki Alie.

Menurut Nurul, kekhawatiran Marzuki soal kekerasan seksual terlalu mengada-ada. "Itu pikirannya laki-laki saja yang perlu diperbaiki," kata Nurul, Selasa malam, 6 Maret 2012.

Nurul meminta Marzuki mengintrospeksi dirinya sendiri dan tak hanya menyalahkan perempuan. Ia menegaskan, pengaturan cara berpakaian yang melarang rok mini sangat tak masuk akal. Anggota Komisi Pemerintahan ini menilai para staf perempuan di DPR sudah berpakaian cukup sopan. Ia juga yakin para staf DPR bisa menyesuaikan pakaian dengan lingkungan kerja.

"Para staf perempuan fashionable dan sopan. Saya tak melihat cara berpakaian yang mengganggu pemandangan," katanya.

Ia menilai para pendukung peraturan cara berpakaian sebagai orang yang tak tahu mode. "Mereka tak siap dengan perubahan cara berpakaian anak muda." Nurul mendesak pimpinan DPR membuat peraturan yang lebih substansial. "Buatlah peraturan yang rapi, jangan tendensius mengarah ke rok mini."

Sebelumnya, Marzuki Alie mengatakan sedang menyelesaikan peraturan soal cara berpakaian di DPR. Salah satu isi peraturan yang disusun bersama Badan Kehormatan Dewan ini melarang penggunaan rok mini. Politikus Partai Demokrat ini menilai penggunakan pakaian yang minim oleh perempuan di DPR bisa mengganggu politikus laki-laki.


Alasan Marzuki, Aturan Rok Mini untuk Perbaiki Citra DPR

Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie menyatakan pemimpin DPR bersama Badan Kehormatan sedang merampungkan pengetatan tata tertib anggota Dewan, di antaranya mengatur soal penampilan, termasuk busana. Termasuk di antaranya pemakaian rok mini.

"Berbagai aspek akan dilihat: tampilan yang hedonis dan tampilan yang tidak berkenan bagi publik," katanya di gedung DPR, Jakarta, Selasa 6 Maret 2012.

Menurut Marzuki, pembenahan ini dilakukan untuk memperbaiki citra DPR di mata masyarakat. Tentu saja perbaikan kinerja anggota DPR juga akan dimaksimalkan.
"Semuanya akan kami perbaiki, mudah-mudahan dengan langkah ini DPR akan semakin baik." Marzuki berharap perbaikan ini akan membuat masyarakat senang karena wakilnya di DPR amanah. Selain itu, kata dia, masyarakat mengapresiasi kerja DPR.

Pemimpin DPR juga menyorot soal pemakaian rok mini dan pakaian yang dinilai kurang pas di lingkungan DPR. Namun Marzuki menyebutkan, jika hal itu dilakukan oleh staf dan pegawai di lingkungan DPR, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kesekretariatan jenderal.

Apalagi, kata dia, masyarakat pernah dihebohkan oleh maraknya kasus pemerkosaan akibat banyaknya perempuan yang berpakaian tidak pantas.

Meski begitu, menurut Marzuki, DPR tidak bisa sepenuhnya melarang orang berpakaian.
"Saya hanya mengimbau, dengan banyaknya kejadian pemerkosaan, sebaiknya perempuan berpakaian memenuhi kepantasan sesuai dengan budaya. Walaupun secara hukum tidak dilarang, pantas dan patut itu perlu." ujarnya.

Sementara itu, cara berpakaian anggota DPR, kata dia, sudah sopan dan tidak melanggar batas kepatutan. (tempo.co)
Kamis. 08 Maret 2012

Ketua DPR Dinilai 'Lemah' Hadapi Rok Mini
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :