Surabaya - Rengekan suara balita, tiga minggu terakhir kerap terdengar dari ujung ruang khusus anak, Irna Bona lantai 2, RSU dr Soetomo Surabaya. Itulah suara M Arul Ulya Latif (4), penderita tumor saraf asal Desa Sonorejo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Entah apa yang dirasakan putera kedua pasangan Rudiyanto-Darmi ini. Beberapa kali dia terdengar berteriak meminta sesuatu kepada kedua orang tuanya yang sudah lebih tiga minggu setia menemaninya tergeletak di tempat tidur. Arul terdiam sejenak setelah dibujuk dengan susu botol. Beberapa saat kemudian Arul kembali merengek, begitu seterusnya.
Memang hanya susu botol nutrisi yang masuk ke tubuh Arul, sisanya masih mengandalkan infus yang terus menggantung di atas tempat tidur ruang anak kelas III itu.
Arul memang agak susah menutup mulut karena bentuk mulutnya berubah seiring terus membesarnya kepala dan bola mata beberapa minggu terakhir. Minimnya asupan gizi Arul, membuat tubuhnya semakin kurus, tidak seimbang dengan bentuk kepala dan dua bola matanya yang terus membesar.
Lemahnya kondisi bocah malang ini juga yang menyebabkan dokter menunda tindakan kemotherapy kepada Arul sampai Arul benar-benar berada pada kondisi optimal. Di tengah kesedihan melihat kondisi putranya, Darmi kadang masih dapat melempar senyum bahagia, karena seringkali Arul mengangkat tangannya untuk berdoa. Aktifitas itu biasa dilakukan Arul saat akan tidur.
"Kami memang membiasakan agar dia berdoa sebelum tidur, meskipun kadang doanya terdengar kurang jelas," kata Darmi ditemui Senin (5/3/2012).
Jika kondisinya sehat kata Darmi, Arul mungkin tidak hanya menghafal doa sebelum tidur. Di sekolah, dia pasti akan diajari banyak doa seperti doa hendak makan, doa untuk orang tua dan doa lainnya, seperti halnya teman-teman sebayanya di desa.
"Daya tangkap Arul memang cepat, dia cepat sekali menghafal," tambahnya.
Namun apa daya, saat teman-temannya mulai belajar dan bermain di sekolah TK, Arul hanya terbaring di tempat tidur menyangga beban berat kepalanya yang terus membesar. Teman-teman Arul saat ini mungkin sudah menghafal banyak doa, namun Arul cukup menghafal doa menjelang tidur sebagai teman rasa sakitnya.
Arul dirawat di RSU dr Soetomo Surabaya setelah berhasil mengurus perpanjangan Jamkesda dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. Sebelumnya, nasib Arul sempat terkatung-katung setelah upaya perpanjangan Jamkesda ditolak oleh petugas Dinkes. Petugas menilai keluarga Arul cukup mampu secara ekonomi karena tinggal di rumah yang berlantai keramik. Padahal, Arul dan keluarganya hanya menumpang hidup di rumah itu.
Sebelumnya, keluarga Arul pernah mendapat santunan dari pembaca Kompas.com di Jakarta sebanyak dua kali masing-masing senilai Rp 7 juta pada 16 Februari 2012 dan Rp 4.672.000 pada 27 Februari 2012. Santunan tersebut diharapkan dapat meringankan biaya pengobatan Arul. (kompas)