Namun teriakan tersebut tidak digubris. Polisi yang berjaga di depan kantor Bappeprov (bersebalahan dengan kantor gubernur) terus menembakkan gas air mata ke kerumunan.
Bahkan massa termasuk anak-anak dan ibu yang sudah berada di atas truk akan pulang ke Sidoarjo, terpaksa turun lagi, karena asap gas air mata juga menyebar ke warga yang sudah hendak pulang. Sambil turun dari truk, mereka menangis karena merasakan pedihnya asap gas air mata.
Meski polisi sudah tidak mengeluarkan tembakan gas air mata, pendemo tetap jengkel dan marah. Mereka pun mengumpat polisi yang dinilainya bertindak ngawur.
Rusak Kawat Berduri
Ribuan warga korban luapan Lumpur Lapindo yang melakukan demo di depan kantor gubernur Jawa Timur Jalan Pahlawan berlangsung ricuh. Polisi membubarkan massa yang merusak kawat berduri dan akan masuk ke kantor gubernur.
Dari pantauan, Senin (16/4/2012), polisi membubarkan massa dengan cara menyemprotkan air dari mobil water canon dan tembakan gas air mata. Kericuhan berawal saat warga yang tak sabar menunggu perwakilan yang sedang berunding di dalam tidak menghasilkan keputusan.
Selain mendorong kawat berduri itu ke arah depan, massa juga berusaha merusak kawat berduri dengan potongan kayu dari pepohonan yang ada di sekitarnya.
Melihat massa yang berbuat seperti itu, polisi langsung mengerahkan mobil water canon dan berusaha membubarkan massa yang sudah tidak bisa dikendalikan. Selain itu, polisi juga menembakkan gas air mata.
Tembakan gas air mata ke kerumunan, membuat massa kocar-kacir berlari menghindari asap gas air mata. Namun, sebagian pendemo ganti membalas aparat kepolisian yang berada di dalam area kantor gubernur, dengan lemparan kayu dan botol bekas air mineral.
Korban Lumpur Lapindo Letih, Pemblokiran Jalan Raya Porong Berakhir
Sementara itu, Aksi pemblokiran Jalan Raya Porong, Sidoarjo, selama dua jam berakhir. Tepat Pukul 21.30 Wib, Senin (16/4/2012), lalu lintas kembali normal.
Meski begitu, korban lumpur Lapindo sebagian masih menduduki tanggul titik 25. Di titik Desa Renokenongo yang sudah dibangun tanggul itu dinilai adalah bagian asetnya karena pelunasanan pembayaran ganti rugi belum tuntas 100 persen.
"Tanggul ini milik kami. Lapindo melunasi ganti rugi," kata Yudo Pintoko, Koordinaror korban lumpur Lapindo dari Renokenongo Kecamatan Porong kepada wartawan.
Sementara aksi pemblokiran yang dilakukan dengan melintangkan truk di jalan raya sudah rampung. Warga yang sudah terlihat letih itu membubarkan diri, pulang ke rumahnya masing-masing. Diantaranya Reno Joyo, Kedung Bendo serta daerah lainnya.
Dengan dibukanya jalur dua arah itu kontan, sejumlah truk yang sempat terjebak bisa kembali melanjutkan perjalanannya ke arah Surabaya. Sebelumnya, belasan truk dari arah Pasuruan menuju Surabaya terjebak di lokasi warga unjukrasa.
Selama pemblokiran berlangsung, polisi mengalihkan semua kendaraan berat melalui jalur arteri yang sedianya hanya dikhususkan bagi kendaraan pribadi atau kecil. (detikSurabaya)