Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Puncak Jaya – Kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) menembaki pesawat Trigana Air saat mendarat di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua, Minggu 8 Maret sekitar pukul 08.30 WIT.

Akibatnya, pesawat Trigana Air itu pun hilang kendali dan menabrak rumah yang berlokasi di sekitar Bandara Mulia. Satu  orang dikabarkan meninggal dan 4 lainnya mengalami luka-luka.
Senin, 9 April 2012

Ditembaki OPM, Pesawat Trigana Tabrak Rumah
Satu penumpang tewas dan empat lainnya luka-luka.
Dari data yang berhasil dihimpun, kronologis kejadian bermula ketika pesawat Trigana Air PK-YRF mendarat di landasan  Bandara Mulia. Saat akan parkir di apron bandara, kelompok bersenjata yang jumlahnya lebih dari lima orang tiba-tiba menembaki pesawat membabi-buta. Pesawat lantas hilang keseimbangan dan menabrak bangunan.

Seorang yang meninggal akibat insiden itu adalah penumpang pesawat bernama Leiron Kogoya. Ia mengalami luka tembak di leher. Sementara keempat orang lainnya yang mengalami luka-luka adalah Pako Korwa (anak-anak, 4 tahun) yang terkena serpihan di jari tangan kiri, Yanti Korwa (ibu rumah tangga, 30 tahun) yang terkena serpihan di lengan kanan,  Beby Astek (kapten pilot, 40 tahun) yang terkena serpihan di mata kaki kiri, dan Willy Resubun (kopilot, 30 tahun) yang terkena serpihan di jari tangan kanan.

Juru Bicara Polda Papua AKBP Yohanes ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian itu. “Pesawat Trigana Air ditembaki saat mendarat di Bandara Mulia Puncak Jaya. Pilot panik dan tidak bisa mengendalikan pesawat sehingga keluar dari landasan pacu dan menabrak bangunan,” kata Yohanes.

Setelah beraksi, kelompok bersenjata itu kemudian melarikan diri ke dalam hutan yang berada di sekitar bandara. “Aparat gabungan TNI dan Polri masih mengejar para pelaku yang lari ke atas gunung di sekitar bandara,” ujar Yohanes.

Yohanes menambahkan, korban tewas Leiron Kogoya adalah wartawan Papua Pos. Saat ini anggota Polres Puncak Jaya masih melakukan olah Tempat Kejadian Perkara di Bandara Mulia, dan belum mengetahui motif penembakan tersebut.


Polri-TNI Kejar Pelaku Penembakan Trigana Air

Mabes Polri masih mengejar pelaku penembak pesawat Trigana Air di Papua. Polri pun belum dapat memastikan siapa pelaku penembakan tersebut dan berasal dari kelompok mana.

"Kami melakukan pengejaran bersama pasukan gabungan TNI dan Polri," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen M Taufik, saat dihubungi wartawan, Minggu 8 April 2012.

Menurutnya, Polri belum bisa memastikan apakah penembakan tersebut dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). "Sejauh ini kami belum bisa memastikan apakah mereka adalah OPM atau tidak, dan kami menduga mereka adalah sekelompok orang yang tidak dikenal," ujarnya.


Wartawan Papuapos Nabire Jadi Korban Tewas

Penumpang Trigana Air yang tewas tertembak saat pesawat yang ditumpanginya mendarat di Bandara Mulia, Puncak Jaya, pukul 08.30 WIT, Minggu 8 Maret 2012, adalah wartawan harian Papuapos Nabire bernama Leiron Kogoya.

“Leiron Kogoya adalah wartawan kami yang bertugas di Puncak Jaya. Sudah setahun ia ditugaskan di sana,” kata pemimpin umum harian lokal Papuapos Nabire , Angel Berta Sinaga, saat dikonfirmasi.

Angel mengaku kaget dengan peristiwa penembakan yang merenggut nyawa wartawannya. “Saya belum tahu kejadiannya karena saya baru pulang dari gereja. Yang jelas Leiron Kogoya adalah wartawan kami dan dia putra asli di sana,” terang Angel.

Harian Papuapos Nabire pun sangat berduka dengan peristiwa ini. “Selama ini Leiron Kogoya yang melaporkan semua peristiwa di Puncak Jaya, jelas kami sangat kehilangan dan berduka,” ucap Angel.

Papuapos Nabire saat ini akan berkoordinasi dengan keluarga korban. “Saya masih mencoba berkomunikasi ke Puncak Jaya, terutama kepada keluarga Leiron Kogoya,” ujar Angel.

Pesawat Trigana Air PK-YRF yang ditumpangi Leiron ditembaki kelompok bersenjata saat mendarat dan hendak parkir di apron Bandara Mulia. Pesawat kemudian hilang kendali dan keluar landasan sehingga menabrak rumah warga.

Selain menewaskan  Leiron Kogoya, aksi penembakan itu juga melukai 4 penumpang pesawat lainnya, yakni Pako Korwa (anak-anak, 4 tahun) yang terkena serpihan di jari tangan kiri, Yanti Korwa (ibu rumah tangga, 30 tahun) yang terkena serpihan di lengan kanan,  Beby Astek (kapten pilot, 40 tahun) yang terkena serpihan di mata kaki kiri, dan Willy Resubun (kopilot, 30 tahun) yang terkena serpihan di jari tangan kanan.

• VIVAnews
Pesawat Trigana Air ditembaki di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua. (Antara)
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :