Sementara dua korban luka-luka masing-masing, Widarto (51) suaminya, dan cucunya bernama Siva (3). Widarto mengalami kritis sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Tetapi, sudah diperbolehkan pulang. Sedangkan Siva hanya terluka lecet-lecet di tubuhnya.
Kanit Laka Iptu Bowo Wicaksono mengatakan, kecelakaan maut itu terjadi di Jalan Umum Dusun Joho, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Senin (23/04/2012) sekitar pukul 18.30 WIB. Awalnya, Widarto naik sepeda motor Jupiter dengan nomor polisi AG 4126 J dari arah utara ke timur. Dia membonceng istrinya Sarmi yang tengah menggendong cucunya.
Sesampainya di Tempat Kejadian Perkara (TKP), sepeda motor korban dilabrak sepeda motor S 2586 WO yang dinaiki Adi Candra (25) dengan kecepatan tinggi dari belakang. Akibatnya, Widarto tidak dapat mengendalikan sepeda motornya. Dia tersungkur bersama istri dan cucunya. Sarmi yang waktu itu berupaya melindungi cucunya, malah terjatuh dengan posisi kepala lebih dahulu membentur aspal. Karyawati pabrik rokok PT. Gudang Garam Tbk Kediri di Unit VIII itu meninggal dunia di lokasi kejadian.
Sementara itu, Adi Candra yang sudah menabrak korban ikut terjatuh. Dia nyaris dihakimi massa. Tetapi kondisinya teler (mabuk berat). Akhirnya, Adi bersama para korban dibawa petugas kepolisian dari Polsek Gampengrejo ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Kediri. Setelah menjalani perawatan, Widarto diperbolehkan pulang. Sementara Adi dibawa ke Polres Kediri untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Ketika beritajatim.com datang ke rumahnya, Widarto duduk di teras. Kaki dan tangannya sulit digerakkan. Bahkan, dia tidak bisa bersalaman. Widarto membenarkan kejadian itu. Tetapi, dia menolak untuk diberitakan. Alasannya, dia tidak ingin kabar tersebut tersiar kemana-mana, sehingga membuatnya malu.
"Jangan diberitakan ya. Mohon maaf. Nanti malah tersiar kemana-mana, jadi malu. Apalagi keluarga penabrak sudah datang kemarin dan beriktikad baik. Memang benar ada iring-iringan sepeda motor, dan saya ditabrak. Mereka dalam keadaan mabuk. Sepertinya baru minum-minuman keras," terang Widarto, di rumahnya.
Karena kondisinya yang masih luka parah, Widarto juga tidak mampu datang ke Balai Desa Kwadungan untuk mengikuti program E-KTP. Sehingga, perangkat desa terpaksa mendatangi rumahnya untuk meminta keterangan dan fotonya. "Kondisinya belum bisa apa-apa. Tadi kita foto di rumahnya untuk program E-KTP," ungkap Kaur Pemerintahan Desa Kwadungan Misbach.
Misbach menyatakan keprihatinannya yang dalam terhadap musibah yang menimpa keluarga Widarto. Sebelumnya, anak laki-lakinya meninggal dunia karena gantung diri alias kendat. Kini,giliran istrinya yang meninggal secara mengenaskan. Widarto mengalami kecelakaan ketika dia hendak pergi ke rumah menantunya ke Desa Bringin, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.
"Pak Widartno hendak mengantar cucunya ke rumah ibunya di Desa Bringin. Maklum, pak Widarto sangat sayang terhadap cucuknya tersebut. Cucunya tersebut anak dari anaknya yang sudah meninggal dunia karena gantung diri. Oleh karena itu, biasanya kalau pagi dijemput, kemudian malamnya diantarkan," pungkas Misbach. (beritajatim)