Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Jakarta - Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih sempat menulis surat di secarik kertas. Surat itu adalah pesan terakhirnya yang ditujukan untuk seluruh anggota keluarganya.

Awandha Raspati Mamahit (27) anak kedua almarhumah Endang menceritakan kalau sang ibu menulis surat ketika menjalani perawatan di RSCM.
Kamis, 03 Mei 2012

Menkes Meninggal Dunia
Sepucuk Surat Terakhir Almarhumah Menkes untuk Keluarga
"Saat itu mamah lemah terus minta kertas untuk menulis, isinya agar keluarga jangan sedih dan jangan menangis," kata Awandha saat ditemui di kediaman Menkes, Rabu(2/5/2012) malam.

Wandha mengungkapkan bahwa anggota keluarga telah ikhlas dan tidak kaget dengan peristiwa ini. Pasalnya, Endang telah mewanti-wanti agar keluarganya siap bila terjadi hal yang buruk. Endang pun selalu tenang saat pertama kali mengetahui dirinya terkena kanker paru-paru. Begitu pula saat menjalani perawatan.

"Sebenarnya bisa saja menggunakan alat bantuan tapi mama tidak mau. Dia bilang sampai nadinya berhenti saja," pungkas Wandha.


Ini Dia Kalimat Bijak Almarhumah Menkes Endang

Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menghembuskan nafas terakhirnya saat dirawat di RSCM, Jakarta. Almarhumah Endang menderita kanker paru stadium 4.

Banyak yang bisa dikenang dari Menkes Endang semasa hidupnya, salah satu peninggalannya yang hingga kini masih terpatri adalah banyak kalimat-kalimat bijak yang ia telurkan.

Berikut ini kumpulan kalimat-kalimat bijak yang dilontarkan almarhumah Menkes, Endang Rahayu Sedyaningsih.

“Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnosa kanker paru stadium 4 baru ditegakkan 5 bulan yang lalu. Dan sampai kata sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya. Tetapi saya tidak bertanya “Why me ??”. Saya menganggap ini adalah salah satu anugerah dari Allah SWT,".

"Sudah begitu banyak anugerah yang saya terima dalam hidup ini, hidup di negara yang indah, tidak dalam peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan sosial ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati, dengan dua putera dan 1 puteri yang Alhamdulillah sehat, cerdas dan berbakti kepada orang tua. Hidup saya penuh dengan kebahagiaan. So …. Why not?

” Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kanker paru ? Tuhan pasti mempunyai rencanaNya, yang belum saya ketahui, tetapi saya merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisa memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik,"

"Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para survivor, mari kita berbaik sangka kepada Allah. Kita terima semua anugerahNya dengan bersyukur. Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita lakukan dengan sepenuh hati. Dan jangan lupa, nyatakan perasaan kita kepada orang-orang yang kita sayangi. Bersyukurlah, kita masih diberi kesempatan untuk itu”

Demikian penggalan kata sambutan yang ditulis oleh Menteri Kesehatan RI, dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH bertanggal 13 April 2011, yang berjudul” Berdamai dengan Kanker”



sumber: Tribunnews.com
Buku Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih,
Untaian Garnet Dalam Hidupku

      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :