Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo membuka acara dengan melantunkan lagu dan melakukan beberapa gerakan tari sederhana.
Dalam kesempatan tersebut, wakil wali kota yang mengenakan ikat kepala gaya penari, dan selendang putih, berharap acara Solo Menari dapat membangkitkan kecintaan warga Solo terhadap seni tari dan menumbuhkan seniman tari yang baru dan kreatif.
"Menari 24 jam tidak akan berhasil apabila tidak mendapat dukungan dari warga, terutama para seniman tari di Solo," kata Hadi Rudyatmo.
Sementara itu, salah satu peserta tari mengaku mempersiapkan tarian mereka yang berjudul Tari Kembang tersebut selama dua minggu. Tari Kembang yang melibatkan 20 penari ini menjadi tarian pembuka di depan Loji Gandrung lokasi pembukaan Solo Menari.
"Tari kembang menceritakan sekumpulan gadis yang sedang bermain main di taman bunga, dan ini disesuaikan dengan kostum kami yang bertemakan bunga" kata Anis Safitri.
Libatkan 3.000 Penari
Sekitar 3.000 orang berasal dari berbagai daerah di Tanah Air dan luar negeri mengikuti acara "Solo Menari 24 Jam" dalam rangka Hari Tari Dunia 2012 di Kota Solo, Minggu (29/4/2012) ini.
Peringatan Hari Tari Dunia itu dibuka oleh Rektor ISI Surakarta T. Slamet Suparno di Kampus Kentingan Kota Surakarta di Solo, Minggu, dengan diawali tarian "Umbul Donga". Tarian itu dibawakan sembilan sesepuh penari di ISI Surakarta.
Mendapat sambutan meriah masyarakat
Semua peserta menari itu berasal dari 144 kelompok tari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. Sebanyak 14 di antara 3.000 orang tersebut menari selama 24 jam tanpa berhenti. Mereka terdiri atas sembilan tokoh tari yakni Daryono, Wahyu SP, S. Pamardi, Sri Hadi, Hari Mulyatno, Ninik Mulyani, Retno Maruti, Sentot, dan Hadi Subagyo.
Sebanyak lima penari lainnya yakni Dionisius Wahyu Anggra Aji (ISI Surakarta), M. Norisham Bin Osman (Singapura), Rizky Al Saddam Saputra (ISI Yogyakarta), Yuliana Seconda Titasari (ISI Yogyakarta), dan Moh. Hariyanto (Madura).
Suparno mengatakan, ISI Surakarta bekerja sama dengan Pemkot Surakarta keenam kalinya terkait dengan peringatan Hari Tari Dunia di kota itu. Pada peringatan 2012 itu, katanya, para penari tidak hanya menampilkan berbagai tarian tradisional tetapi juga kontemporer.
"Kita dalam memperingati Hari Tari Dunia ini, meskipun dengan tari kontemporer, tetapi juga tidak meninggalkan tari tradisi. Kita kalau terus hanya dengan tari tradisi nanti ketinggalan, maka ini digabung juga ada tari tradisi dan kontemporer," katanya.
Ketua Panitia Peringatan Hari Tari Dunia Sri Rohana Widiastuti Ningrum mengatakan, peserta peringatan itu menari di 14 lokasi antara lain sembilan lokasi di kompleks Kampus ISI Surakarta dan masing-masing satu lokasi di Taman Sriwedari, Solo Square, Solo Grand Mall, Solo Paragon, dan kirab Car Free Day di Jalan Slamet Riyadi.
Ia menjelaskan, tari mempunyai banyak makna untuk kehidupan di dunia antara lain menjalin persaudaraan sesama bangsa dan negara atau masyarakat, membuat keindahan, dan ajang ekspresi manusia. Selain itu, katanya, tari membuat kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
"Untuk itu, kegiatan seperti ini di tahun-tahun mendatang bisa terus dilakukan. Dalam memperingati Hari Tari Dunia hampir semua perguruan tinggi seni ikut berpartisipasi," katanya.
Ia mengatakan, kegiatan itu bisa dimanfaatkan pula menarik kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. "Yang pada gilirannya juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di kota ini dan sekitarnya," katanya.
Ia menyilakan para pelaku wisata memanfaatkan kegiatan itu. "Silakan kalau para pelaku wisata akan memanfaatkan kegiatan ini untuk pariwisata dan ini akan lebih baik lagi," katanya.
Sumber :
ANT