Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Jakarta:- Ahli digital forensik Ruby Alamsyah meyakini video yang diduga berisi tindakan mesum anggota Dewan Perwakilan Rakyat adalah hasil rekayasa. "Di video ada blank spot sebelah kiri, itu hasil editan," katanya setelah menghadiri panggilan Badan Kehormatan di gedung DPR, Jakarta, Selasa 22 Mei 2012.

Ruby menjelaskan, dalam pertemuan selama dua jam itu telah dipaparkan metode pengenalan wajah. Hasil analisis tak maksimal, karena kualitas video dan resolusi gambar jelek. Walhasil, perincian wajah wanita dalam video itu tak jelas.
Ketua Badan Kehormatan Muhammad Prakosa, menjawab pertanyaan wartawan seusai melakukan rapat tertutup, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, 22-5, 2012. Rapat tersebut mengundang ahli teknologi dan informasi (IT) untuk menindaklanjuti kasus video porno yang diduga mirip anggota DPR
Kamis, 24 Mei 2012

Video Porno DPR Diedit, Kepala Pria Dihilangkan
Ruby berpendapat, supaya optimal, semestinya digunakan metode pelacakan video, seperti yang digunakannya ketika menguji keaslian video Ariel-Luna Maya. Metode itu bisa melacak siapa pengunggah video via Internet. Ia mengaku siap jika Badan Kehormatan DPR memintanya menggunakan metode pelacakan.

Adapun ahli telematika Abimanyu Wachjoewidajat, yang juga bertemu dengan Badan Kehormatan kemarin, menyatakan belum menganalisis karena baru menerima video dari Badan Kehormatan pada Senin malam lalu. Namun, jika menilik video yang beredar, ia memastikan itu hasil editan. "Video itu digeser sehingga kepala pria hilang," ujarnya.

Sebuah video berdurasi sekitar 1 menit beredar di dunia maya setelah muncul di media online kilikitik.net sebulan lalu. Video itu berisi dua orang lawan jenis yang melakukan persetubuhan. Santer dikabarkan, si wanita adalah anggota Komisi Kesehatan DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Karoline Margaret Natasha, yang juga putri Gubernur Kalimantan Barat Cornelis.

Dalam naskah berita berjudul "Sekilas Mengenai Cerita Percintaan Terlarang" itu pun disebut nama politikus PDIP, Aria Bima. Bima membantah keras tuduhan menjadi “pemain”, dan mengancam akan memperkarakan pemilik kilikitik.net, Ellya G. Muskitta, ke kepolisian. Karoline belum mengklarifikasi perihal video itu. Cornelis membantah tudingan itu video anaknya.

Ketua Badan Kehormatan Muhammad Prakosa menyatakan akan memanggil ahli telematika lainnya untuk memberikan pendapat yang lebih komplet. Pemanggilan dilakukan paling lambat pada Kamis besok. “Setelah itu, akan ada pemanggilan (terhadap anggota DPR yang diduga terlibat dalam video mesum itu),” ujarnya.

Kronologi Beredarnya Video Porno Anggota DPR 

Berita mengenai video porno yang pelakunya mirip anggota DPR telah muncul sejak Sabtu 21 April 2012 lalu di situs berita online indonesiarayanews.com. Namun skandal seks itu baru meledak dua-tiga hari kemudian.

Redaktur Pelaksana indonesiarayanews.com, Djono W. Oesman, menceritakan asal mula medianya memuat berita tersebut. Menurut dia, Sabtu pagi sekitar pukul 10.00 WIB, kantornya menerima telepon dari orang yang tak dikenal. Orang itu menyuruh mereka membuka situs skandal.kilikitik.net. Saat dicek, muncullah laman berjudul "Sekilas Mengenai Cerita Percintaan Terlarang" yang rupanya skandal seks mirip anggota DPR.

Yang menarik, dua nama anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan dengan jelas tertulis di laman tersebut. Yang pertama, nama Karoline Margret Natasa, anggota Komisi IX DPR-Fraksi PDI Perjuangan, terpampang jelas sebagai judul dari cuplikan foto-foto syurnya. Sedangkan nama Aria Bima mucul dalam berita yang ditulis si empunya situs. Kedua poilitikus ini membantah pasangan dalam video itu adalah mereka. "Tapi tidak serta-merta kami turunkan karena redaksi memutuskan untuk melakukan konfirmasi," kata Djono kepada wartawan di Jakarta, Jumat, 27 April 2012.

Redaksi IRnews menggelar rapat singkat dan memutuskan mengirim seorang reporter untuk mencari konfirmasi ke dua politikus PDI Perjuangan. Kebetulan, kata Djono, DPP PDI Perjuangan menggelar acara peringatan Hari Kartini di Gedung Manggala Wanabhakti. Sayangnya, reporter itu hanya bertemu Aria Bima saat acara rampung. Sambil menyebut identitasnya, si reporter menanyakan kebenaran berita dalam situs kilikitik.net.

"Dengan malas Bima membantah dan mengatakan ''tidak benar'' dan langsung menuju mobil. Mungkin dia meremehkan karena kami dari media yang sangat kecil," kata dia. Setelah mendapat konfirmasi, barulah IRnews menurunkan berita soal video tersebut. Secara bertahap mereka menurunkan dua berita. Pertama berjudul "Dugaan Skandal Seks Politisi PDIP: Aduh… Dilengkapi Foto Telanjang" pukul 15.15 WIB. Lalu berita kedua, "Aria Bima: Ah..Itu Tidak Benar" pukul 15.38 WIB. Dilanjutkan berita ketiga sekitar pukul 16.58 WIB muncul dengan judul "Ini Foto ''Karolin'' saat Beradegan Seks" dengan gambar yang di blur.

Djono mengakui mungkin karena medianya belum begitu terkenal berita ini mengendap selama dua hari. "Tidak ada respons bertahan sampai minggu. Senin baru mulai ribut. TV One datang wawancara dan yah sekarang begini (heboh)," ujar dia. Saat itu, yang menjadi pertanyaan Djono adalah situs kilikitik.net tiba-tiba tak bisa diakses seperti sebelumnya setelah satu jam medianya menaikkan berita tersebut. Meski masih terpampang berderet foto ukuran sangat kecil, foto yang gambar awalnya sangat jelas itu menjadi buram dan tidak dapat dibuka.

"Yang jelas, kami tidak punya maksud lain. Sebagai lembaga kontrol sosial kami hanya memberikan warning karena mereka adalah wakil rakyat yang seharusnya menjadi panutan, bukan sebaliknya," kata dia. Seperti yang disebutkan Djono, saat kini situs kilikitik.net sudah tak bisa diakses lagi. Setelah video itu beredar, Arya Bima telah membantah dirinya sebagai lelaki dalam video itu. Keluarga Karoline juga menegaskan video syur itu palsu dan rekayasa.
(tempo.co)

      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :