"Saya ini tidak rekayasa dan menipu, saya siap digugat dan diperiksa polisi. Tapi saya pun butuh perlindungan dari polisi," ucap Tina ditemui di rumah kediaman orang tuanya kawasan Dusun Cisalak RT 1 RW 5, Desa Cisalak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (6/6/2012).
Geger setelah diberitakan media massa, nama Tina melejit. Imbasnya, warga pun berdatangan ke rumahnya untuk sekedar melihat kebenaran di pemberitaan. Selain itu, warga sekitar dan luar daerah turut menyambangi untuk sekadar meminta air doa. Sebagian warga memercayai kalau Tina mampu mengobati penyakit.
"Saya ini bukan dukun dan dokter. Tapi kalau orang minta pertolongan kan enggak bisa saya tolak. Masa saya usir," ucapnya.
Tim Badan Geologi Kementerian ESDM terlibat meneliti benda mirip kristal yang keluar dari sepasang bola mata gadis asal Sumedang tersebut pada 4 Juni 2012 lalu. Ada tiga contoh material berciri biru milik Tina yang diperiksa Tim Geologi. Diperoleh empat data teknis hasil pemeriksan tersebut.
Pertama, kondisi fisik tiga contoh meterial memiliki ciri biru, transparan, berukuran 1-2 mm, dan berbentuk kristal. Kedua, bentuk kristal polyhedral tidak teratur dan tidak memiliki bidang berpasangan sehingga bukan benda terbentuk secara alami. Ketiga, komposisi berupa campuran material dengan 15,40 persen SiO2 dan 2,49 persen K2O, dan tidak ada unsur karbon. Dan keempat, ketiga contoh material yang diperiksa merupakan material sintetik yang diproses.
Tim dokter Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo Kementerian Kesehatan RI pun turun tangan. Tim dokter menyebut, secara medis Tina tidak menderita kelainan atau mata dalam keadaan normal, dan pada waktu pemeriksaan tidak ditemukan benda asing di dalam mata.
Sementara itu Tina menanggapi hasil pemeriksaan itu dengan santai. Ia menerima hasil penelitian dan pengecekan medis itu. Namun begitu, Tina membantah bila dituding merekayasa dan menipu.
Tina Siap Dipolisikan Jika Lakukan Kebohongan Publik
Tina Agustina (19) bersikukuh air matanya mengeluarkan butiran mirip kristal tanpa rekayasa. Ia yakin semua itu berkat anugerah Maha Pencipta. Jika terbukti melakukan kebohongan publik, gadis asal Sumedang ini berani bertanggung jawab. Bahkan, ia tidak masalah kalau dipolisikan oleh pihak merasa dirugikan.
"Kalau benda ini keluar dari mata karena rekayasa dan dianggap menipu, saya siap digugat. Siap juga diperiksa polisi," tegas Tina saat ditemui di kediaman orang tuanya, kawasan Dusun Cisalak RT 1 RW 5, Desa Cisalak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (6/6/2012).
Namun begitu, perkara ini bisa berlanjut ke ranah hukum apabila ada pihak yang resmi melaporkan kepada polisi. Misalnya merasa dirugikan lantaran Tina melakukan penipuan.
"Kalau dianggap rekayasa dan penipuan, ya kembalikan lagi kepada orang menyebutnya. Percaya benar, syukur. Kalau enggak percaya, ya sudah. Justru saya ingin tahu kenapa ada benda bisa keluar dari mata. Saya ini orang awam," terang Tina yang pernah bersekolah di SMP Cisarua Sumedang.
Berdasarkan kesimpulan ahli medis dan geologi kalau benda tersebut bukan diproduksi dari tubuh manusia dan merupakan material sintetis yang sudah diproses. Benda itu pun gampang ditemukan di pasaran. Harganya tak mahal. 1 gram Rp 25 ribu. Tina menanggapi santai. Ia menerima hasil penelitian dan pengecekan medis itu. Namun begitu, Tina membantah bila dituding merekayasa dan menipu. (detik)