Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Surabaya - Dosen statistik Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Kresnayana Yahya, mengatakan perekonomian Jawa Timur akan terus-menerus mengalami kerugian selama semburan Lapindo tak tertangani dengan baik.

"Pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur rata-rata akan berkurang sekitar satu persen per tahun," kata Kresnayana, Selasa, 29 Mei 2012.
Selasa, 29 Mei 2012 | 14:17 WIB

Kerugian Akibat Lumpur Lapindo Rp 50 Miliar per Hari 
Menurut Kresnayana, kerugian ekonomi akibat luapan lumpur setidaknya terbagi dua, yakni direct cost atau kerugian langsung yang mencapai Rp 50 miliar per hari dan indirect cost atau kerugian tidak langsung Rp 500 miliar per hari.

Dosen lulusan master Universitas Wisconsin, Madison, Amerika Serikat, itu menjelaskan bahwa kerugian yang dikemukakannya mayoritas akibat kendala transportasi yang hingga saat ini tak kunjung teratasi. Bahkan, meskipun saat ini sudah ada jalan arteri baru, tetapi seluruh kendaraan besar pengangkut barang tetap harus melalui Jalan Raya Porong yang memiliki faktor risiko keamanan dan kenyamanan cukup tinggi.

Tak hanya itu, kereta api hingga saat ini juga masih melalui jalur rel berisiko tinggi. "Akibatnya, banyak perusahaan yang membatalkan rencana investasi di Jawa Timur, ujar Kresnayana.

Kresnayana memaparkan sebuah perusahaan otomotif besar yang akan membangun pabrik di lahan seluas seribu hektare di Pasuruan akhirnya membatalkan niat karena takut terkendala semburan lumpur Lapindo. Dari catatan Kresnayana, setiap tahun sekitar 30-40 perusahaan yang membatalkan investasinya di Jawa Timur.

Pemerintah sebenarnya berupaya mengalihkan angkutan barang untuk kawasan timur dari Pelabuhan Tanjung Perak ke Pelabuhan di Probolinggo. Namun, kurangnya fasilitas pendukung membuat tak banyak pengusaha yang bersedia mengirimkan barangnya melalui Pelabuhan Probolinggo.

Tak hanya itu, Bandara Abdul Rachman Saleh di Malang saat ini juga sudah mulai membuka penerbangan ke Jakarta. "Tapi tetap belum mampu mengatasi kendala ini. Buktinya, tak ada satu pun jaringan hotel internasional, seperti Novotel atau Accor Group, yang mau buka di Malang," Kresnayana memaparkan.

Kerugian juga dialami di sektor perumahan. Meskipun saat ini perbankan sudah meluaskan area cakupan dari radius 15 kilometer menjadi radius lima kilometer, tetap saja tak banyak bank yang bersedia mengucurkan kredit bagi perumahan di kawasan Sidoarjo.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang saat ini mencapai 6,7 hingga 7 persen dinilai Kresnayana bukan karena kondisi lumpur Lapindo yang membaik, tapi lebih karena akibat keuntungan demografi. "Ini murni karena bonus demografi, bukan juga karena kinerja gubernur yang bagus," kata Kresnayana.

Bonus demografi yang dimaksud karena 70 persen penduduk Jawa Timur ternyata merupakan usia produktif antara 15-64 tahun. Adapun usia di bawah 14 tahun hanyalah 20 persen dan sisanya usia di atas 65 tahun. Jadi kalau dihitung jumlah penduduk Jawa Timur yang mencapai 40 juta jiwa, 30 juta jiwa adalah para pekerja.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan kerugian akibat bencana lumpur Lapindo mencapai Rp 33 triliun per tahun. "Ini hitungan dari Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang," tutur Soekarwo. (tempo)
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :