Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Jakarta - Menkominfo Tifatul Sembiring mengimbau pengguna internet di Indonesia tidak perlu panik dengan isu kiamat internet 9 Juli 2012. Namun masyarakat tetap diminta waspada dan mengecek peralatan komputer dan jaringan internet yang digunakan.

"Saya katakan itu adalah isu dalam artian tidak benar akan terjadi kemacetan masif jaringan internet di Indonesia, besok 9 Juli 2012", ujar Tifatul dalam siaran pers, Minggu (8/7/2012).

Tifatul membenarkan, memang sekitar 4 tahun lalu pernah terjadi serangan masif virus Trojan di Estonia. Kejadian ini sampai melibatkan FBI Amerika Serikat guna menyelidiki kejadian tersebut, hingga diciptakannya anti virus baru.

"FBI pernah merilis 25 negara yang beresiko tinggi terjangkit Trojan, namun Indonesia tidak termasuk dalam daftar tersebut. Kebanyakan berjangkit di negara-negara Eropa dan Amerika", jelas Tifatul.
Senin, 9 Juli 2012

Menkominfo: Isu Kiamat Internet 9 Juli, Jangan Panik Namun Tetap Waspada
Tifatul menambahkan, bahwa di Indonesia sendiri pernah dilakukan riset oleh peneliti virus, dan tidak ditemukannya perkembangan virus Trojan tersebut. "Tidak usah panik, namun harus tetap waspada, scan dan bersihkan komputer masing-masing, jangan sembarang membuka kiriman link dari orang-orang tidak dikenal," ujar Tifatul mengingatkan.

Sejumlah pengguna internet tengah gelisah menunggu kedatangan 9 Juli 2012. Pasalnya, pada tanggal tersebut jaringan internet di beberapa negara di dunia dikabarkan akan mati. Fenomena ini disebut-sebut sebagai 'kiamat internet'.

Kehebohan ini bermula dari serangan malware yang disebut DNSCharger, sebuah program jahat yang mampu memanipulasi Domain Name System (DNS) di komputer yang telah menjangkitinya. Bahayanya lagi pada November 2011 silam virus ini diketahui telah menjangkit ratusan ribu komputer di seluruh dunia.

Nah, untuk memberantas virus tersebut, FBI berencana untuk mematikan sejumlah server yang digunakan untuk memanipulasi DNS palsu di komputer korban. Sebelumnya aksi sapu bersih ini akan dilaksanakan pada 8 Maret 2012, namun demi meminimalisir dampak yang ditimbulkan, eksekusi diundur hingga 9 Juli 2012.

Alhasil, kehebohan akan koneksi internet lumpuh pun kembali jadi perbincangan kalangan netter. Dari pantauan, Selasa (3/7/2012), di salah satu forum online Tanah Air ternyata cukup banyak postingan yang ikut meramaikan isu tersebut.

Cara Mengatasinya

Pada komputer berbasis Windows 7, bukalah start menu dan jalankan aplikasi Command Prompt. Atau bisa juga mengetik cmd di kolom search start menu. Ketika command prompt terbuka, maka ketik ipconfig /allcompartments /all dan tekan enter. Layar akan menampilkan sejumlah teks. Telusuri tulisan itu ke bawah hingga menemukan baris bertuliskan DNS Server. Lalu salin ke bawah sejumlah kode string yang mengikuti server DNS. Kalau banyak berarti, komputer anda mengakses lebih dari satu server.
Mac
Bagi pengguna komputer berbasis Mac OS X, caranya lebih mudah. Buka Apple menu, biasanya berlokasi di sudut kiri atas layar, pilih system preference. Lalu klik ikon network untuk membuka menu network setting. Arahkan ke advance setting dan salin ke bawah sejumlah kode string yang terdapat dalam box server DNS.

Jika Anda sudah mengetahui alamat IP yang digunakan server DNS makan salin dan tempel ke situs milik FBI. Situs FBI DNSChanger akan memberitahu apakah komputer Anda menggunakan server DNS yang nakal atau tidak. Lalu jika positif kena, apa yang harus dilakukan.

Pertama tentuya menyelamatkan data. Buat back-up data-data penting lalu format ulang piranti keras komputer Anda dan instal ulang sistem operasinya. Atau bisa juga tanpa instal ulang, tapi dengan alat penghapus seperti Kaspersky Labs TDSSKiller. Sebuah piranti lunak besutan perusahaan antivirus Rusia untuk menghilangkan DNSChanger trojan.

Jika serangan sudah masuk jaringan, maka Anda harus mengecek setiap komputer dalam jaringan. Lalu cek juga pengaturan router untuk memastikan tidak terinfeksi. Cara mengecek DNS router, serupa dengan mengecek DNS komputer. Salin alamat IP server DNS router lalu masukkan ke situs FBI apakah layanan tersebut aman atau tidak. Jika tidak aman, maka reset pengaturan router Anda. Terakhir, jangan lupa setelah semua diatur ulang, jalani lagi prosedur pengecekan dari awal.

Catatan: Periksa DNS server komputer atau router Anda (lihat tabel di bawah). Cek apakah angkanya sama dengan angka di tabel bawah ini. Bila ya, berarti sistem Anda pernah terinfeksi oleh DNSchanger, dan termasuk yang akan mengalami kiamat internet pada 9 Juli ini.

Apakah Indonesia Aman?

Pada November 2011, DNSchanger berhasil menginfeksi empat juta alamat IP, baik komputer maupun router. Kalau saat itu server DNSchanger dimatikan, setidaknya empat juta komputer di dunia akan kehilangan akses internet dan sudah pasti akan menimbulkan kekacauan.

Sejak FBI menangkap pelaku perusakan ini, maka otomatis infeksi DNSchanger menurun drastis sejak November 2011. Menurut data dari DNS Changer Working Group, infeksi pada tanggal 11 Juni 2012 di seluruh dunia turun menjadi kurang dari 10%. Jumlahnya 303.867 IP Address. Lalu bagaimana penyebarannya di dunia ?

Dari daftar di atas, 5 besar negara yang terinfeksi DNSchanger per tanggal 11 Juni 2012 adalah Amerika Serikat 69.517 (27%), Italia 26.494 (10%), India 21.302 (8%), Inggris 19.589 (8%) dan Jerman 18.427 (7%).

Sedangkan Indonesia sendiri tidak termasuk ke dalam 25 besar negara yang terinfeksi DNSchanger. Di Asean, Thailand termasuk ke dalam 25 besar negara yang terinfeksi DNSchanger dengan jumlah IP terinfeksi 2.941 (1,13%).

Karena Indonesia tidak termasuk ke dalam 25 besar negara-negara yang terinfeksi DNScharger dan infeksi negara ke 25 adalah PK (Pakistan) 1.682 IP (0,65%) maka cukup realistis untuk memperkirakan infeksi DNSchanger di seluruh Indonesia sekitar 1.650 pada tanggal 11 Juni 2012.

Dibandingkan dengan jumlah pengguna internet Indonesia yang berjumlah 55 juta, maka korban DNSchanger di Indonesia adalah 0,003%.

Jika Anda menggunakan program antivirus yang selalu update, harusnya kemungkinan tersebut lebih kecil lagi karena hampir semua program antivirus sudah dapat mendeteksi DNScharger sejak akhir 2011 lalu. (apakabardunia)
      Berita Nasional :