Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Djoko Santoso mengatakan, sedikitnya ada 194 kursi dalam daya tampung ujian tulis SNMPTN yang tidak terisi. Jumlah tersebut terjadi karena para siswa tidak mencapai passing grade yang ditentukan.
"Itu hasilnya, mengapa ada kursi kosong? Karena siswa peserta tidak mencapai passing grade yg ditentukan," kata Djoko, dalam jumpa pers hasil SNMPTN ujian tulis di gedung Kemdikbud, Jakarta, Jumat (6/7/2012).
Di lokasi yang sama, Ketua Umum SNPMTN 2012, Akhmaloka menegaskan, informasi mengenai hasil ujian tulis SNMPTN akan diumumkan lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan semula. Jika awalnya akan diumumkan melalui online pada pukul 00:00 WIB, Sabtu, 7 Juli 2012, dan dimajukan menjadi hari ini mulai pukul 19.00 WIB.
"Memang kita majukan waktu pengumumannya. Sesaat setelah jumpa pers akan kita berikan softcopy-nya kepada media, dan pukul 19.00 WIB sudah bisa diakses melaui situs resmi kami," ungkap Akhmaloka.
Adapun akses informasi mengenai hasil ujian tulis SNMPTN dapat melalui laman resmi SNMPTN, www.snmptn.ac.id, http://snmptn.ui.ac.id, http://snmptn.itb.ac.id, http://snmptn.undip.ac.id, dan http://snmptn.its.ac.id.
Daya Tampung Ujian Tulis SNMPTN Ditambah 10 Persen
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Djoko Santoso mengatakan, jumlah pendaftar Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) melalui jalur ujian tertulis dan keterampilan secara keseluruhan meningkat 14,39 persen dibandingkan dengan pendaftar 2011 lalu.
Adapun, untuk daya tampungnya, secara nasional SNMPTN jalur tulis juga ditambah 10 persen. Semula hanya akan menampung 106.368 siswa di 61 PTN penyelenggara. Akhirnya meningkat jadi 123.419 siswa.
"Pendaftarnya meningkat, otomatis siswa yang diterima juga harus kita naikkan," kata Djoko dalam jumpa pers pengumuman hasil ujian tulis SNMPTN, di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Jumat (6/7/2012).
Ia menjelaskan, ditambahnya daya tampung dalam ujian tulis SNMPTN merupakan upaya untuk mendongkrak Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia.
"Untuk meningkatkan APK, daya tampung PTN diminta untuk dinaikkan minimal 10 persen, sehingga daya tampung untuk jalur tertulis juga otomotis bertambah," jelasnya. (kompas)