Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah 1 memperkirakan potensi banjir bervariasi antara rendah hingga tinggi. Sebab itu, tingkat kewaspadaan terhadap bahaya banjir di beberapa daerah masih perlu ditingkatkan.
“Terutama di sekitar bantaran sungai pada daerah aliran sungai yang indeks banjirnya diprediksi tinggi,” kata Heron Tarigan, Kepala Sub bidang Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah I di Medan, Selasa (7/8/2012).
Beberapa daerah yang tergolong berpotensi banjir tinggi tersebut, yakni Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal yang dilewati daerah aliran sungai (DAS) Batang Natal, kemudian Deli Serdang yang dilewati DAS Belumai.
Kabupaten Deli Serdang dan Karo yang berada di DAS Percut juga berpotensi terkena banjir. DAS Belawan juga menjanjikan potensi banjir bagi Deli Serdang. Sementara Kabupaten Langkat berpotensi banjir dari DAS Wampu, dan Tapanuli Tengah berpotensi banjir dari DAS Tapus.
Peningkatan intensitas hujan dan cuaca ekstrim juga dapat memicu naiknya gelombang di wilayah perairan Pantai Barat Sumatera selama Agustus ini. Tinggi gelombang diperkirakan bisa mencapai tiga meter. Kegiatan pelayaran harus mewaspadai situasi ini, terutama kapal-kapal kecil dan tongkang di perairan Aceh, Nias-Mentawai, dan Samudera Hindia Barat Sumatera.
BNPB Rogoh Rp 5,7 M untuk 118 Rumah Korban Longsor di Ambon
Sementara itu, Banjir dan longsor di Ambon telah surut dan menyisakan sejumlah kerusakan mulai dari rumah warga hingga fasilitas umum. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengeluarkan Rp 5,7 milyar untuk memperbaiki 118 rumah yang terkena longsor.
"BNPB juga telah menyerahkan Rp 5,7 milyar untuk perbaikan perumahan sebanyak 118 unit yang terkena longsor sebulan sebelumnya," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (2/8/2012).
Sutopo menjelaskan selain dana miliaran tersebut, BNPB menyiapkan dana segar siap pakai untuk operasional tanggap darurat. "BNPB telah menyerahkan dana siap pakai Rp 250 juta untuk operasional tanggap darurat," singkat Sutopo.
BNPB bekerja sama dengan sekitar 11 pihak terkait seperti Basarnas untuk mendata korban banjir dan longsor. Pendataan korban sendiri masih dilakukan hingga saat ini.
"BNPB, BPBD Maluku, BPBD Kota Ambon bersama instansi terkait masih melakukan penanganan darurat, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian PU, Kementerian Sosial, Basarnas, Tagana, TNI, Polri, PMI, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas lainnya dan masyarakat. Pendataan dan penanganan darurat masih dilakukan di lapangan," papar Sutopo.
Pada berita sebelumnya, BNPB mencatat 10 korban meninggal dan 1.452 pengungsi akibat banjir dan longsor yang terjadi di Ambon sejak Rabu (1/8) lalu. Bencana tersebut juga merusak 5.240 rumah warga di sejumlah lokasi berbeda di Ambon. (detik)